Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Tampilkan postingan dengan label Informasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Informasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Januari 2016

PENGARUH PERLAKUAN PRIMING PADA BENIH YANG TELAH MENGALAMI KEMUNDURAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam tanaman yang tersebar luas diseluruh penjuru kota dan memiliki berakena ragam jenis tanaman mulai dari tanaman pangan, hortikultura, hias dan obat-obatan, sehingga penting dan perlunya untuk dilestarikan. Pelestarian dapat dilakukan degan penggunaan benih yang bermutu dan tersertifikasi dan pemanfaatan teknologi dalam menghasilkan benih baru yang berkulalitas dan bermutu,  Benih yaitu symbol dari suatu permulaan. Di Dalam benih tersimpan sumber kehidupan Yang misterius sebuah tanaman mini. Benih Merupakan inti dari kehidupan di alam karena Kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman 
Benih merupakan kebutuhan dalam dunia pertanian tanpa adanya benih pertanian tidak akan berjalan dengan baik. Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode untukmemperbaiki serta mempertahankan sifatsifat genetik dan fisik benih. Ini meliputi kegiatan pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan benih, penyimpanan benih, pengujian benih serta sertifikasi benih. Benih dibutuhkan untuk menghasilkan tanaman yang baik dengan produksi yang tinggi. Untuk itu diperlukan benih yang bermutu tinggi. Benih yang bermutu dapat dilihat dari benih yang utuh, bersih, vigornya tinggi dan tidak terserang hama dan penyakit. Benih yang bermutu dapat dihasilkan dengan cara melakukan pengujian. Pengujian berguna untuk mengetahui tingkat viabilitas pada benih. Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada.
            Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman.
Salah satu cara untuk mengatasi kemunduran benih adalah priming. Priming adalah suatu perlakuan pendahuluan pada benih dengan larutan osmotikum (disebut osmotik-priming atau osmotik-kondisioning), atau dengan bahan padatan lembab (disebut matriks-priming atau matrikskondisioning). Teknik tersebut merupakan suatu cara meningkatkan perkecambahan dan performansi/vigor dalam spektrum yang luas yang juga efektif untuk kondisi tercekam.

1.2    Tujuan
                  Mengetahui pengaruh beberapa perlakuan priming terhadap viabilitas benih yang telah mengalami kemunduran dengan cara pengusangan.


















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Benih
Benih merupakan input yang penting dalam proses produksi tanaman. Kualitas benih sangat berpengaruh terhadap penampilan dan hasil tanaman. Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan usaha tani sehingga harus ditangani secara sungguh-sungguh agar dapat tersedia dengan baik dan terjangkau oleh petani. Selanjutnya pengertian benih dijelaskan oleh Pitojo (2003), benih merupakan biji yang digunakan untuk perbanyakan tanaman. Benih yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman harus memiliki fisik yang baik yakni biji yang utuh memiliki lembaga, endosperm, cadangan makanan, dan kulit biji.  Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul sangat menentukan keberhasilan peningkatan produksi (Lesilolo,2012).
Kadar air benih karena keadaan yang higroskopisitu tergantung pada kelembaban relatif dan suhu udara lingkungansekitarnya (Aak, 1983). Hal ini sejalan dengan Rinaldi (2009), bahwa benih bersifat higroskopis dan kadar airnya selalu berkeseimbangan dengan kelembaban nisbi di sekitarnya. Sebelum benih diedarkan ke masyarakat diperlukan analisis benih dengan membawa benih ke laboratorium untuk mengetahui kekeuatan benih dan daya kecambah benih sehingga benih dapat diedarkan dan dimanfaatkan oleh petani. Apabila benih tidak ditunjang dengan kemurnian dan mutu yang tinggi maka gagal panen dapat dimungkingkan akan terjadi. Sehingga penggunaan benih diharapkan dari benih yang tersertifikasi.
Kualitas benih sangatlah penting dan harus diperhatikan karena hal ini akan berkaitan dengan kemurnian benih. Penanaman benih hibrida yang berkualitas genetik yang tidak benar akan penurunan produktivitas. Menurut Hipi (2013), bahwa menanam benih hibrida yang berkualitas genetik yang tidak benar akan penurunan produktivitas.  Penentuan kualitas benih dan kelangsungan hidup menunjukkan apa yang banyak benih dapat ditempatkan ke pasar, dan untuk alasan bahwa sangat penting untuk memiliki metode yang handal dan tes untuk menjadi digunakan untuk kualitas benih dan bibit pengujian vigor (Milosevic, 2010).

2.2 Mutu Benih
Benih yang bermutu ditentukan oleh kondisi benih dan asal benih. Asal benih berhubungan dengan faktor genetik dan karakteristik tempat tumbuh populasi benih (Nugroho, 2011). Menurut Milich (2012), menyatakan bahwa viabilitas benih juga dipengaruhi oleh adanya temperature yang sesuai sehingga benih mampu berkecambah dengan baik. Menurut Ali (2011), menyatakan bahwa benih dorman merupakan properti benih bawaan yang mendefinisikan kondisi lingkungan di mana benih sebenarnya mampu berkecambah, namun karena beberapa penyebab penghambat benih tidak dapat berkecambah akibat masa dormansi benih tersebut.
Mutu benih diuji untuk mengetahui daya kecambah benih yang akan dijual sehingga dapat diketahui masa simpan yang baik untuk benih.  Andriani (2013), menyatakan bahw mutu benih mencakup empat hal yaitu mutu fisik, fisiologis, genetis, dan patologis. Mutu fisik dan fisiologis benih dipengaruhi oleh tingkat kemasakan benih. Benih mencapai masak fisiologis pada saat benih (embrio) mencapai berat kering maksimum dan saat disemai menunjukkan vigor dan viabilitas yang tinggi. Hartawan (2012), juga menyebutkan bahwa penurunan daya hidup yang cepat serta umur simpan yang pendek dari benih menimbulkan kesulitan jika benih harus diangkut ke tempat yang jauh dan memerlukan banyak waktu.
Untuk itu diperlukan teknik khusus agar semua faktor yang mempengaruhi daya hidup dan umur simpan diatus sedemikian rupa sehingga didapatkan keadaan yang optimum untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih dalam penyimpanan. Perlakuan benih akan efektif apabila diketahui dengan tepat faktor utama  yang mempengaruhinya dalam penyimpanan. Sejalan dengan masa penyimpanan terjadi penurunan kualitas benih yang didindikatorkan dengan perubahan fisik, fisiokimia, biokimia, dan fisiologis. Milich (2012), menyatakan bahwa viabilitas benih juga dipengaruhi oleh adanya temperature yang sesuai sehingga benih mampu berkecambah dengan baik.

2.3 Kemunduran Benih
Kemunduran benih ini bersifat irreversible yakni tidak dapat kembali pada keadaan yang semula. Kemunduran benih merupakan proses mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan yang menyeluruh dalam benih baik secara fisik, fisiologis maupun biokimia yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih. Benih yang telah mengalami kemunduran dapat ditingkatkan perkecambahannya salah satunya dengan menggunakan perlakuan benih sebelum tanam yang disebut dengan osmoconditioning (Putih, 2009).  Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan makin lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih mati.
Komponen benih bermutu yakni daya kecambah, kecepatan kecambah, kadar air, lama penyimpanan serta kemurnian benih. Kadar air benih akan mempengaruhi daya kecambah benih sebab kemunduran daya kecambah disebabkan oleh lamanya periode penyimpanan yang menimbulkan kadar air tinggi sehingga viabilitasnya rendah. Kadar air yang terkandung didalam benih akan mempengaruhi viabilitas benih tersebut untuk dapat berkecambah secara optimal sehingga dalam hal ini kadar air benih juga memerlukan perhatian khusus dan di jaga dalam keadaan optimal, agar benih dapat bertahan lama pada saat masa penyimpanannya.
Pengukuran kadar air benih dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar kadar air dalam benih sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat. apabila kadar air terlalu tinggi hal tersebut akan dapat menyebabkan benih rentan terserangnya penyakit akibat bakteri ataupun jamur, sebaliknya apabila kadar air benih terlalu rendah sehingga dapat menghambat perkecambahan benih karena benih dalam berkecambah salah satu hal yang dibutuhkan yakni kadar air yang cukup.
Dalam penyimpanan benih, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah tempat penyimpanannya, karena tempat penyimpanan akan mempengaruhi mutu benih selama penyimpanan. Tempat penyimpanan yang baik dapat menekan proses respirasi benih serta dapat melindungi benih dari serangan hama dan penyakit, sehingga mutu benih dapat di-pertahankan (Rinaldi, 2009). Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan semakin lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih mati.

2.4  Proses Priming pada Kemunduran Benih
Untuk mengatasi permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih baik yang diakibatkan oleh faktor penyimpanan maupun diakibatkan oleh faktor kesalahan dalam penanganan benih, dapat dilakukan dengan melakukan teknik invigorasi. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor benih yang telah mengalami kemunduran mutu (Pitojo, 2004).Berbagai cara dapat dilakukan sehubungan dengan perlakuan invigorasi benih sebelum tanam yaitu osmoconditioning, priming, moisturizing, hardening, humidification, solid matrix priming, matriconditioning dan hydropriming. Pengaruh yang sangat nyata menunjukkan bahwa invigorasi mampu untuk meningkatkan performansi benih yang telah menurun performansinya. . Perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi mutu benih yang rendah yaitu dengan cara memperlakukan benih sebelum tanam untuk mengaktifkan kegiatan metabolisme benih sehingga benih siap memasuki fase perkecambahan.
Priming adalah suatu perlakuan pendahuluan pada benih dengan larutan osmotikum (disebut osmotik-priming atau osmotik-kondisioning), atau dengan bahan padatan lembab (disebut matriks-priming atau matrikskondisioning). Teknik tersebut merupakan suatu cara meningkatkan perkecambahan dan performansi/vigor dalam spektrum yang luas yang juga efektif untuk kondisi tercekam. Priming membuat perkecambahan lebih dari sekedar imbibisi, yakni sedekat mungkin pada fase ketiga yakni fase pemanjangan akar pada perkecambahan. Selama priming, keragaman dalam tingkat penyerapan awal dapat diatasi. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan priming, antara lain: jenis benih baik umur maupun spesiesnya.

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Pada praktikum Teknologi Benih dengan judul Pengaruh Perlakuan Priming pada Benih yang Telah Mengalami Kemunduran” dilakukan pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014, pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.        Benih jagung
2.        Benih kedelai
3.        Urin kambing

3.2.2 Alat
1.        Substrat kertas merang
2.        Alat pengecambah benih
3.        Pinset

3.3 Cara Kerja
1.        Menyiapkan benih kedelai atau jagung
2.        Mengusangkan benih dalam incubator pada suhu 40-420 C selama 7-14 hari yang disebut dengan RAM ,
3.        Menyiapkan urin kambing yang telah disimpan selama 1 minggu. Membuat larutan urin kambing dengan konsentrasi 300 ppm. Menurut Prawoto dan Suprijadi (1992), urin kambing mmengandung GA 938 PPM dan Auxin 356 ppm. Urin kambing dapat digantikan dengan larutan GA3 dan NAA masing – masing konsentrasi 100 ppm dan 50 ppm
4.        Melakukan perlakuan priming pada benih yang tanpa dan telah diusangkan dengan cara :
a.       Benih tanpa perlakuan priming (control)
b.      Merendam benih dalam air selama 3 jam
c.       Merendam benih dalam larutan urin kambing selama 2 jam, jika menggunakan GA3 dan NAA direndam selama 3 jam.
5.        Mencuci benih dengan air dan mengeringanginkan sampai kesap kecuali kontrol
6.        Menanam benih masing – masing sebanyak 25 butir dalamsubstrat kertas merang dengan metode UKDdp yang telah dibasahi air
7.        Meletakkan substrat tersebut dengan cara mendirikan dalam alat pengecambah dan menjaga agar substrat tidak kering.






















DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius: Yogyakarta.

Ali, H. H., et all. 2011. Methods to Break Seed Dormancy of Rhynchosia Capitata, a Summer Annual Weed. Agricultural Research, 71(3): 483-487.

Andriani, A., dkk. 2013. Studi Poliembrioni dan Penentuan Tingkat Kemasakan Fisiologis Benih Japansche Citroen Berdasarkan Warna Kulit Buah. Hort, 23(3): 195-202.

Hipi, A., et all. 2013. Seed Genetic Purity Assessment of Maize Hybrid Using Microsatellite Markers (SSR). Applied Science and Technology, 3(5): 66-71.

Lesilolo,M,K.,dkk.2012. Penggunaan Desikan Abu dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Benih Jagung (Zea Mays L.) Pada Penyimpanan Ruang Terbuka. Agrologia,1(1) :51-59

Milich, K. L., Et All. 2012. Seed Viability And Fire-Related Temperature Treatmentsin Serotinouscalifornia Native Hesperocyparis Species. Fire Ecology, 8(2): 107-124.

Nugroho, A. W., dkk. 2010. Pengaruh Naungan dan Asal Benih Terhadap Daya Hidup dan Pertumbuhan Ulin (Eusideroxylon Zwagery T. Et B.). Penelitian Hutan Tanaman, 8(5): 279-286.

Pitojo, S. 2003. Benih Cabai. Kanisius: Yogyakarta.

Pitojo, S. 2004. Benih Buncis. Kanisius: Yogyakarta

Putih, R., A. Anwar., dan Y. Marleni. 2009. Pengaruh Osmoconditioning dengan Peg (Polyethylene Glycol) Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Padi Lokal Ladang Merah. Jerami 2(2): 242-248.


Rinaldi. 2009. Pengaruh Metoda Penyimpanan Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kedelai. Agronomi, 8(2): 95-98.

Selasa, 18 Juni 2013

Perkembangan dan penjelasan Taman konsep Eropa


1.      Sejarah Perkembangan Konsep Taman Daratan Eropa (Peradaban Barat)
Taman-taman kuno pada peradaban masa lalu tersebut ternyata memberi pengaruh pada seni pertamanan secara umum di Eropa dan Timur Tengah.  Abad pertengahan sejarah bangsa Eropa berada diantara masa keruntuhan kerajaan Romawi dan bangunnya Eropa modern di abad ke XV. Pada permulaan abad ini taman-taman tempat bersenang-senang jarang ditemukan diantara kota-kota yang padat dan benteng-benteng. Ruang terbuka pada umumnya berfungsi sebagai tempat menanami jenis tanaman obat-obatan dan buah-buahan. Kebun-kebun ini juga dipelihara dan dipagari dengan benteng yang kuat.
Di akhir abad ini, dengan memudarnya penyelesaian konflik politik, perkembangan niaga dan pemupukan kekayaan menyebabkan berkembang-nya taman-taman, mulai dari taman-taman di istana sampai ke taman-taman rumah. Taman-taman dirancang dan dibangun sebagi tempat rekreasi. Taman buah dan semak menjadi penting sebagai elemen dasar dari taman yang terpagar (walled garden) yang dibangun dengan tempat duduk yang ditutupi rumput, air mancur, petak-petak bunga dan kolam ikan. Di dalam taman yang terpagar ini para pelayan menghibur raja dan putri untuk berdansa, dan menikmati kesenangan lainnya Sistem Pertamanan ini berkembang seperti nampak pada taman-taman di Eropa.
Di Spanyol, konsep taman banyak dipengaruhi peradaban Islam yang berasal dari Timur Tengah. Konsep taman Islam dari Timur Tengah ini dikembangkan oleh bangsa Moor di Afrika Utara dan bahkan diperkenalkan di Spanyol pada abad ke XVI, dimana taman yang bertemakan Taman Firdaus dipersatukan dengan atrium yang berasal dari Romawi, menimbulkan suatu gaya baru dalam seni taman yang disebut “Spanish Garden” atau taman gaya Spanyol. Bentuk ini dapat disaksikan di Alhambra, Granada. Konsep taman gaya Spanyol ini (Alhambra) mempunyai kesamaan karakteristik dengan taman-taman istana zaman Persia terutama dalam konsepsi arsitekturnya dalam penggunaan unsur air. Kesamaan dalam keterbukaan paviliun yang dimaksudkan untuk memasukan udara bebas. Demikian pula dalam penggunaan air mempunyai nilai simbolis serta tujuan untuk pendinginan.
Istana Alhambra dibangun antara tahun 1248 hingga tahun 1354 oleh Mohamad Ibn Al Amar, barangkali dari nama pembangunnya inilah kata Alhambra ini diperoleh. Namun ada pula yang mengira bahwa nama Alhambra itu berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti “merah”, karena warna bahan temboknya yang berwarna kemerah-merahan dan bertambah merah tertimpa cahaya obor saat dibangunnya benteng tersebut secara lembur di malam hari.
Istana dan benteng kuno dari Kesultanan Bangsa Moor di Granada Spanyol Selatan ini membuktikan kepada dunia, bagaimana tingginya kebudayaan Islam pada abad ke 14.
Istana Alhambra terletak di sebuah dataran tinggi yang berteras-teras, dan membentang sepanjang 2430 kaki dengan bagian yang terlebar 674 kaki dengan luas seluruhnya sekitar 35 are. Alhambra ini dikelilingi oleh tembok benteng yang kuat dengan tiga belas menara yang menjulang tinggi. Dari dataran tinggi ini dapat dilihat pemandangan kota Granada dan Lembah Granada ke arah Barat Laur dan Utara. Sedangkan ke arah Timur dan Selatan pandangan terarah ke pegunungan Siera Nevada
Istana Alhambra terdiri dari bangunan yang sangat indah yang terdiri dari masjid, tempat pusat pemerintahan kesultanan bangsa Moor dengan ruang singgasana yang disebut Lindaraja, taman keputren dan menara Comares dengan kolam Taman Myrtles yang sangat terkenal dan banyak mengilhami ahli-ahli pertamanan Eropa, Taman Singa dan kemudian benteng Alcazaba yang merupakan benteng pertahanan yang dilengkapi dengan asrama tempat para perwira dan prajuritnya bermukim.
Taman yang disebut Alameda de la Alhambra yang pada musim semi ditumbuhi rerumputan dan bunga liar, ditata oleh bangsa Moor dengan tanaman mawar, jeruk dan pohon Myrtles yang merupakan ciri khas Alhambra. Dinamakan taman Myrtles karena kolamnya yang terbuat dari pualam dengan air yang bagaikan kaca dan penuh ikan, dikelilingi semak pohon Myrtles yang dipangkas rapi. Taman ini konon kabarnya mengilhami pembuatan patio ala Spanyol yang sangat terkenal itu. Kemudian pada tahun 1812, Duke of Wellington menanami pohon Elm Inggris yang sekarang menjadi hutan yang lebat.
Bentuk kompleks istana Alhambra ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengantisipasi keadaan cuaca dan iklim di luar. Meskipun di luar terasa bising, panas, dan berdebu tetapi di dalam terasa teduh, sejuk dan terlindung oleh dinding-dinding yang sangat tebal. Karena keseluruhan strukturnya terletak di atas permukaan yang tinggi, jendela-jendelanya memberikan pemandangan ke arah kawasan sekitarnya yang juga memungkinkan angin sepoi bertiup ke dalam. Ruangan-ruangan digabungkan dengan kolam-kolam air memberikan suatu sistem pengatur suhu udara yang meskipun primitif namun cukup berhasil. Air dalam saluran tidak hanya mengalir di dalam halaman tertutup saja tetapi sekali-sekali dialirkan ke dalam dan melewati bangunan sehingga menyejukkan suhu udara dan menimbulkan suara lembut ari yang tengah mengalir.

2.      Penjelasan Taman Gaya Eropa
Desain taman gaya Eropa biasanya berukuran besar dengan aneka warna bunga didalamnya. Pilihan rumputpun dari jenis yang berkualitas sehingga dapat dipotong dengan rapi atau dibentuk sedemikian rupa seperti lingkaran bergelombang atau labirin. Bentuk dari taman khas Eropa ini terlihat begitu elegan dipadu dengan keindahan bunga Eropa serta berbagai ornamen lain misalnya hiasan patung dan pancuran air. Bunga-bunga yang menghiasi taman ini akan terlihat semakin cantik apabila diimpor langsung dari Eropa. Satu hal yang harus diingat, Indonesia mempunyai iklim tropis sehingga bunga-bunga khas Eropa ini memerlukan suhu rendah supaya bisa tumbuh subur seperti dinegaranya.
Taman gaya eropa memiliki pola formal dan simetris. Sebagai elemen  terpilih adalah tanaamn pangkas yang dapat dibentuk mengikuti pola formal. Taman gaya eropa jarang diaplikasikan di halaman rumah karena bentuk kaku dan perawatan yang intensif ( Puspa,2008). Untuk taman Eropa dengan lapangan rumput yang luas dan pohon besar dikelilingi tanaman perdu yang teratur rapi ( Kusumawicagdo,2008)
Untuk taman yang menggunakan gaya Eropa, ciri utamanya terletak pada penggunaan tanaman hias yang warnanya tidak hanya didominasi oleh hijau saja. Warna lain yang punya sifat cerah seperti merah, kuning, jingga dan sebagainya sering dipakai untuk menghias taman yang punya konsep gaya Eropa. Warna tersebut bisa dimunculkan dari daun atau bunga yang sedang mekar. Selain itu taman gaya eropa juga selalu punya tampilan yang lebih teratur dan punya pola khusus seperti bentuk geometris segitita, kotak dan bundaran atau lingkaran. Hal inilah yang menjadikan pemilihan jenis tanaman hias harus bisa disesuaikan dengan bentuk-bentuk yang diaplikasikan, apalagi jika tanaman tersebut punya arah tumbuh yang tidak beraturan.
Desain eksterior rumah berupa taman bergaya Eropa ini perlu perawatan maksimal terutama dalam pemilihan jenis bunga dan rumputnya. Black Eye Susan merupakan jenis bunga yang sesuai untuk desain taman ini. Warnanya kuning dominan seperti bunga matahari. Ada lagi jenis bunga Echium hampir mirip Lavender berwarna ungu cerah.Kemudian Dahlberg Daissy, merupakan jenis bunga dengan warna kuning yang lebih mirip semak kecil. Jenis bunga lainnya adalah Brachycome mirip dengan Dahlberg Daissy tetapi memiliki macam-macam warna. Selain itu masih ada beberapa jenis bunga seperti Oleander berwarna merah, kuning dan putih serta Zinnia dengan bunga-bunganya yang berukuran tebal. Sebenarnya masih ada satu jenis bunga lagi yaitu Tulip, tapi hamper dipastikan bunga tersebut tidak bisa tumbuh dengan sempurna meski dibudidayakan di wilayah bersuhu dingin seperti Bogor dan Bandung.
Beberapa jenis bunga yang bisa ditanam pada taman adalah bunga Black Eye Susan yang berwarna kuning cerah dan mirip dengan bunga matahari, Echium yang berwarna ungu cantik dan mirip dengan bunga Lavender, Dahlberg Daissy yang berupa semak kecil dengan bunga berwarna kuning yang mungil, Brachycome yang mempunyai semak warna-warni seperti bunga krisan dengan bunga berukuran lebih kecil,Oleander yang memiliki bunga berwarna kuning, putih ataupun merah,Zinnia dengan bunganya yang besar dan tebal, Alstromeria yang mirip dengan bunga anggrek, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk daffodil atau tulip yang butuh suhu sangat dingin dan es untuk memicu pertumbuhan bunganya, tidak akan bisa tumbuh di Indonesia walaupun ditanam di daerah Bandung atau Bogor sekalipun, kecuali mungkin dengan perlakuan yang sangat khusus.
Sedangkan jenis rumput yang sesuai untuk taman gaya Eropa ini, kita bisa menggunakan jenis Augustine yang bisa kita impor langsung dari Australia. Kelebihan jenis rumput ini biasanya orang akan merasa nyaman apabila melangkah diatasnya karena rumput jenis ini bisa tumbuh lebih tebal dan lembut. Selain itu Rumput jenis Augustine ini bisa tumbuh cepat dan rapi menutup permukaan lahan taman. Rumput ini bisa tumbuh dengan sempurna apabila ditanam pada ketinggian 900 m dari permukaan laut. Selain bunga-bunga dan rumput, untuk lebih mempercantik taman model Eropa ini kita bisa menambahkan kolam ikan, patung, pancuran air, lukisan dan kursi taman.

Kemudian untuk taman dengan gaya Eropa untuk bangunannya antara tanam dengan bangunan induk terpisah dan dihubungi oleh deretan tiang bulat tinggi besar disebut Colonnade.Untuk taman dengan gaya Eropa biasanya dilengkapi dengan kolam.
Gambar .1
Gambar.2
Gambar.3
Gambar.4
Gambar.5






PKM Kewirausahaan "Cihuy Gaplok"

A.  JUDUL PROGRAM
“Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Bahan Baku CIHUY GAPLOK     (Cilok Ampas Tahu Yummy)”

B. LATAR BELAKANG MASALAH
            Produksi tahu sering kali menghasilkan limbah yang cukup banyak, diantaranya yaitu ampas tahu, air cucian tahu dan kulit kedelai. Semua limbah tersebut sering kali belum dimanfaatkan lebih baik lagi atau belum dilakukan pengolahan yag lebih lanjut. Pemanfaatan limbah ampas tahu sendiri kebanyakan hanya digunakan sebagai pakan binatang, misalnya untuk tambahan pakan sapi, kambing, ayam dan lain sebagainya. Ampas tahu khususnya di daerah Jember masih banyak yang belum termanfaatkan dengan baik. Ampas tahu di daerah Jember cukup banyak dan melimpah, hal ini dikarenakan banyak yang memproduksi tahu.
            Ampas tahu walaupun memang termasuk limbah namun masih memiliki cukup banyak kandungan gizi. Ampas tahu mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan vitamin. Kandungan gizi yang tersimpan di dalamnya tersebut, ampas tahu memiliki potensi sebagai bahan makanan yang cukup sehat. Kandungan gizi yang terdapat dalam ampas tahu menjadikannya sebagai sumber pangan yang cukup potensial untuk dikembangkan dan diandalkan. Salah satu pemanfaatannya yaitu dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan cilok.
            Cilok yang bahannya berasal dari ampas tahu di daerah Jember masih belum ditemukan. Cilok merupakan camilan yang banyak disukai oleh kalangan anak-anak maupun remaja kebanyakan. Kebanyakan cilok bahannya hanya berasal dari tepung kanji dan tepung terigu. Oleh sebab itu, cilok yang akan dibuat ini bahannya akan ditambahkan dari ampas tahu. Ampas tahu memiliki rasa yang kenyal-kenyal dilidah membuat kebanyakan anak dan remaja menyukai jajanan ini. Jajanan ini banyak dijual belikan di areal pendidikan seperti sekolah-sekolah maupun di areal hiburan.
            Peluang usaha cilok dari bahan ampas tahu ini memiliki peluang yang cukup baik ke depannya. Usaha cilok yang di lakukan, memanfaat dari limbah ampas tahu ini menjadi lebih bernilai tinggi. Selain itu, nilai jual ampas tahu menjadi lebih tinggi lagi daripada yang sebelumnya. Prospek  usaha cilok yang bahannya berasal dari ampas tahu ini, akan membuka peluang besar mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan ampas tahu nilai jualnya juga tidak terlalu mahal. Selain itu, karena cilok banyak diminati oleh banyak konsumen dari mulai anak-anak hingga remaja, menjadikan olahan cilok ini memiliki prospek yang menjanjikan untuk usaha.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diajukan beberapa rumusan masalah yaitu :
1.    Bagaimana memanfaatkan limbah industri pertanian yang melimpah agar menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis tinggi?
2.    Bagaimana memajemen produksi cilok  dengan bahan baku ampas tahu?
3.    Bagaimana strategi dalam pengembangan usaha cilok ampas tahu (Cihuy)?

D. TUJUAN PROGRAM
            Tujuan program yang hendak dicapai dalam pembuatan produk ini yaitu sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pemanfaatan bahan baku ampas tahu agar meningkatkan nilai ekonomis.
2.    Untuk mengetahui memajemen produksi cilok dengan bahan baku ampas tahu.
3.    Untuk mengetahui strategi pengembangan produk cilok ampas tahu (CIHUY).

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
            Luaran yang diharapkan adalah terciptanya produk olahan dari bahan baku yaitu ampas tahu untuk menciptakan menjadi produk cilok. Produk yang kami hasilkan diharapkan menjadi produk yang digemari oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai jual ampas tahu dan dapat menciptakan produk-produk baru dengan bahan baku ampas tahu. Produk cilok ampas tahu (CIHUY) yang kami buat mempunyai kelebihan bukan hanya dari bahan baku ampas tahu tetapi juga bentuk yang disajikan untuk masyarakat dan proses pembeliannya. Bentuk cilok ampas tahu (CIHUY) yang diproduksi bervariasi dan berbeda dengan cilok yang lainnya. Sehingga diharapkan bukan hanya dapat bersaing dengan yang lain tetapi juga memberikan pendapatan yang lebih kepada pengusaha tahu yang memproduksi ampas tahu.

F.  KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.    Memberikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa ampas tahu dapat diolah menjadi jajanan yang cukup bernilai ekonomis, salah satunya yaitu dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan cillok.
2.    Menumbuhka jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru  dengan memanfaatkan hasil limbah ampas tahu sebagai produk cilok.
3.    Berorientasi pada profit, sebagai layaknya wirausahawan.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 
1.  Prospek Pengembangan Ampas Tahu sebagai Cilok
Cilok ampas tahu merupakan cilok yang bahan dasarnya berasal dari limbah ampas tahu yang berupa ampas tahunya. Cilok yang bahan dasarnya dari ampas tahu ini masih terdapat kandungan gizinya walaupun bahannya hanya berupa limbah sisa pembuatan tahu. Di daerah Jember khususnya desa Gebang  banyak terdapat pabrik tahu skala kecil maupun skala besar yang membuat mempermudah dalam pencarian bahan baku pembuatan cilok. Gagasan memproduksi cilok ampas tahu ini, diharapkan dapat menambah jenis keanekaragaman hasil olahan ampas tahu dan dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang baru khususnya bagi mahasiswa.

a. Product ( Produk )
Produk yang ditawarkan dalam program kreatifitas ini adalah produk olahan dari bahan baku ampas tahu yang dibuat dan diolah menjadi produk cilok dan dibentuk dengan bentuk-bentuk yang berbeda,baik dalam bentuk bulat , hati maupun kotak. Piring kecil maupun piring plastik digunakan sebagai wadah untuk menikmati cilok ampas tahu (CIHUY). Pemberian bumbu dan saos untuk cilok ampas tahu (CIHUY) bagi konsumen menggunakan proses yang beda dengan yang lain, yaitu dengan adanya level tingkat kepedasan sesuai dengan keinginan dari konsumen. Semakin tinggi level maka semakin pedas dari saos yang diinginkan bagi konsumen. Sehingga dengan adanya keunggulan-keunggulan dari produk ini diharapkan produk ini dapat bersaing dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan rasa yang lezat.
b. Price ( Harga )
            Konsep perpaduan dengan bahan baku ampas tahu membuat produk ini bukan hanya memanfaatkan bahan baku limbah tetapi juga sebagai produk jajanan murah bagi masyarakat. Produk cilok ampas tahu (CIHUY) ini juga meggunakan bumbu dan saos yang menambah cita rasa yang lezat dengan bentuk cilok yang kreatif. Harga dari cilok ampas tahu (CIHUY) yang kami patok yaitu Rp 2.000,00 per bungkus dengan isi 30 buah cilok. Harga ini sudah dinilai cukup terjangkau dengan kondisi perekonomian yang ada di wilayah Kabupaten Jember. Khususnya bagi anak-anak, kalangan remaja, orang tua, bahkan masyarakat di lingkungan kampus.
c. Place ( Tempat )
Tempat produksi dan pemasaran produk cilok ampas tahu (CIHUY) yang menjadi sasaran kami, yaitu di sekitar lingkungan kampus, di jalan Karimata. Pemilihan tempat tersebut karena di kalangan mahasiswa banyak yang menyukai jajanan cilok ini, selain itu kalangan anak-anak pun juga banyak yang menyukai jajanan ini. Daerah kampus juga tempat yang sangat strategis selain tempat rekreasi dan hiburan, karena di kampus terjadi banyak kegiatan selain proses pembelajaran, misalnya nongkrong untuk menghabiskan waktu luang. Selain kampus, tempat sasaran kami yaitu di sekitar lingkungan sekolah-sekolah, karena merupakan tempat aktivitas banyak anak-anak.
d.   Promotion ( Promosi )
Beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk menunjang proses pemasaran sekaligus mempromosikan produk cilok ampas tahu (CIHUY)  ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media yang digunakan berupa : pamflet, spanduk, leaflet. Media tersebut berisi informasi keunikan dari produk dan inovasi dari pengolahan cilok yang dibuat. Kemudian untuk pemasaran juga dapat dilakukan dengan menggunakan jejaring dunia maya di internet seperti Facebook, Twitter, LINE, Whatsapp, Instagram serta bisa juga melalui BBM.
e. People ( Orang )
Suatu usaha dikatakan aktif jika di dalam struktur organisasi perusahaan tersebut terdapat karyawan di dalamnya. Usaha akan berjalan ketika terdapat karyawan sebagai pekerja atau melayani konsumen dan ketua pelaksana yang bertugas sebagai pengambil keputusan yang terbaik untuk usaha yang dilakukan. Saat memulai usaha, karyawan diambil dari anggota kelompok sendiri dan jika ada perkembangan yang memungkinkan perusahaan untuk merekrut karyawan. Usaha cilok ampas tahu (CIHUY) menggunakan tenaga kerja dari semua anggota kelompok dan salah satunya juga merangkap sebagai ketua yang berperan dalam pengambilan keputusan, sehingga produksi dari usaha ini tetap berjalan sesuai tahapan.

 











Gambar Bagan Struktur Organisasi Usaha

f. Process ( Proses )
Proses awal dilakukan adalah mensurvei bahan baku ampas tahu dalam pembuatan CIHUY disekitar kabupaten Jember. Setelah melakukan survei bahan baku dilakukan proses produksi yaitu bertempat di jalan Karimata sebagai lokasi produksi CIHUY yang sudah diepakati oelh semua anggota. Proses pembuatan CIHUY diharapakan steril dan bersih untuk memikat dari konsumen yaitu dengan cara ketika dalam proses pembuatan digunakan sarung tangan plastik agar produk terjamin kebersihannya.
g. Physical Evidence ( Penampilan)
            Penampilan dalam produk sanga penting dan berperan dalam memikat hati dari konsumen untuk datang dan mencoba. Penampilan produk CIHUY menggunakan perlengkapan logo yang lucu, warna yang cerah  dan barang-barang yang lainnya untuk memikat konsumen dengan membeli produk. Logo CIHUY bergambar animasi yang lucu dan dipadukan dengan produk cilok. Kemudian warna yang kami berika yaitu warna yang cerah dan full colour sehingga meningkatkan nilai tamabah tempat untuk konsumen. Penampilan yang diutamakan yaitu pelayan menggunakan pakaian yang unik dan lucu sehingga membuat berbeda dengan tempat-tempat usaha cilok yang lainnya.

H.  METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program ini bermula dari banyaknya limbah ampas tahu yang belum termanfaatkan dengan maksimal yang ada di areal industri tahu berskala rumah tangga di sekitar kecamatan Sumbersari dan sekitarnya. Hal tersebut menjadi peluang dan ide dalam memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan cilok. Adapun beberapa metode yang akan kami laksanakan yaitu sebagai berikut:
1.    Riset pasar
                        Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan usaha dimulai dengan melakukan riset pasar yaitu dengan tujuan untuk mengetahui potensi pasar sasaran serta ketersediaan bahan baku untuk produksi yang berkelanjutan. Riset pasar yang kami lakukan selain riset untuk mengetahui harga bahan baku yang akan diproduksi serta harga untuk produk yang akan dihasilkan.
2.    Survei Peralatan dan Perlengkapan
            Survei peralatan dan perlengkapan dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan proses produksi. Kegiatan survei ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pemilihan peralatan yang diperlukan. Survei ini juga dapat dilakukan untuk mencari tempat penyewaan peralatan yang dibutuhkan.
3.    Survei Bahan Produk
            Bahan produk sangat menentukan kualitas produk yang akan dipasarkan. Cara mendapatkan bahan produk yang berkualitas dengan melakukan survei tempat untuk mencari harga saing. Selain survei tempat, survei bahan juga perlu dilakukan untuk membandingkan harga maupun kualitas bahan produk.
4.    Desain produk
Setelah melakukan riset pasar, dibuat desain untuk produk hasil olahan yang diproduksi. Harapan yang ingin dicapai setelah melalui riset tersebut yaitu dapat mengetahui dan menyesuaikan kemasan produk yang dihasilkan dengan permintaan pasar dan juga keinginan para konsumen. Kemasan yang didisain ini dibuat sedemikian menarik untuk para konsumen agar laku di pasaran.
5.    Pembuatan Tester
Kegiatan produksi yang dilakukan tentunya akan menghasilkan produk dan dipasarkan. Sebelum dipasarkan pembuatan tester dan logo memiliki peran penting. Pembuatan tester dilaksanakan untuk menguji dan mengevaluasi produk.
6.    Pelaksanaan
a.    Proses
            Proses pembuatan produk diawali dengan kegiatan persiapan alat bahan. Setelah pembuatan produk selesai maka tahap selanjutnya yaitu ditempatkan di steamer. Produk ditempatkan pada alat ini dimaksudkan agar kualitas produk dapat terjaga dengan baik sebelum di komsumsi oleh konsumen. Proses pembuatan cilok ini tidaklah rumit, karena tidak memerlukan keahlian yang sangat serius dalam pembuatannya.
b.   Pemasaran
            Produk dipasarkan dalam dua bentuk, yakni yang belum digoreng dan produk yang telah digoreng. Pemasaran kedua produk tersebut pertama kali dilakukan di lingkungan sekitar kampus dari segala kalangan. Dilanjutkan dengan memasarkan di daerah luar kampus atau masyarakat kecamatan Sumbersari dan sekitarnya, pemilihan tempat ini juga dimaksudkan agar menghemat biaya tranportasi. Setelah pemasaran pertama tersebut dirasa cukup berhasil, kemudian dapat dilanjudkan ke daerah yang lebih luas lagi dengan membuka cabang-cabang stand penjualan.
7.    Evaluasi dan Pelaporan Keuangan
Evaluasi ini diperlukan untuk memudahkan administrasi keuangan, evaluasi sebaiknya dilakukan secara terjadwal. Evaluasi dalam kegiatan usaha ini dilaksanakan dengan metode evaluasi setelah kegiatan produksi. Pelaksanaanya dilakukan setiap seminggu sekali tiap bulannya dan rekapitulasi hasil evaluasi  (bulanan) maupun keseluruhan program (setelah semua kegiatan selesai) akan dijadikan sebagai pelaporan keuangan.

I.     JADWAL KEGIATAN
No.
Jenis Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan
a. Survei pasar

b. Survei kelayakan dan kondisi konsumen

c. Survei bahan baku

d. Pengadaan peralatan dan bahan baku

e. Penataan lokasi usaha

f. Pengajuan ijin usaha dagang dan merk dagang

2
Pelaksanaan
Produksi














3
Pemasaran
Promosi produk


Pemasaran produk












4
Pelaporan
Pembuatan laporan akhir

J.    NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA  ANGGOTA  KELOMPOK
Ketua Pelaksana
Nama                                       : Agus Setiawan
NIM                                        : 111510501071
Tempat,Tanggal Lahir             : Banyuwangi, 8 September 1992
Program Studi                         : Agroteknologi
Perguruan Tinggi                     : Universitas Jember
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Alamat asal                             : Jl. KH. Agus Salim no. 07, Banyuwangi
Agama                                     : Islam
Status                                      : Mahasiswa
No. Telp/ Hp                           : 085745066782

Anggota 1
Nama                                       : Gilang S. Govally
NIM                                        : 111510501032
Tempat,TanggalLahir              : Denpasar, 27 Agustus 1993
Program Studi                         : Agroteknologi
Perguruan Tinggi                     : Universitas Jember
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Alamat asal                             : Jl. Merapi No. 8 RT 2/III, Banyuwangi
Agama                                     : Islam
Status                                      : Mahasiswa
No. Telp/ Hp                           : 085236173959
           
Anggota 2
Nama                                       : Kennardy Dewanto
NIM                                        : 111510501011
Tempat,TanggalLahir              : Banjarmasin, 19 September 1993
Program Studi                         : Agroteknologi
Perguruan Tinggi                     : Universitas Jember
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Alamat asal                             : Perumahan Pesona Regency Blok AD 26, Jember
Agama                                     : Islam
Status                                      : Mahasiswa
No. Telp/ Hp                           : 08970569058

K. NAMA DAN BIODATA ASISTEN PEMBIMBING

Nama Lengkap                                          : Wulan Ayu Andarweni
NIM                                                          :
Tempat dan Tanggal Lahir                        :
Alamat Rumah                                          :
No. HP                                                      : 085749306558
Jabatan Fungsional                                    :
Jabatan Struktural                                     :
Fakultas / Program Studi                           : Pertanian / Agribisnis
Perguruan Tinggi                                       : Universitas Jember
Pendidikan                                                : S1
Pengalaman di Bidang Kewirausahaan     :


L.  RANCANGAN BIAYA
Berikut ini adalah rancangan biaya produksi Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai CIHUY GAPLOK (Cilok Ampas Tahu Yummy).

a.      Biaya Tetap (TFC)
No
Komponen
Unit
Umur Ekonomis
Harga Satuan
Harga Total
Penyusutan
1
Membeli Gerobak
1
12 bulan
500.000
500.000
42.000
2
Kompor
1
12 bulan
300.000
300.000
25.000
3
Tabung gas
12
12 bulan
15.000
180.000
15.000
4
Wajan
2
12 bulan
50.000
100.000
8.300
5
X Banner
1
12 bulan
50.000
50.000
4.200
6
Mangkok sambal
4
12 bulan
5.000
20.000
1.700
7
Sendok makan
5
6 bulan
3.000
15.000
2.500
8
Baskom
1
12 bulan
50.000
50.000
4.200
9
Telenan
1
12 bulan
20.000
20.000
1.700
10
Mangkok Plastik besar
2
12 bulan
25.000
50.000
4.200
11
Cowek + Ulekan
1
12 bulan
20.000
20.000
1.700
12
Pisau
2
6 bulan
10.000
20.000
3.300
JUMLAH
1.325.000
113.800

b.      Biaya Variabel (TVC)
No.
Komponen
Jumlah Selama 90 X Produksi
Harga Satuan
Harga Total
1
Merica
2 kg
85.000
190.000
2
Tepung terigu
90 kg
10.000
900.000
3
Tepung kanji
45 kg
6.000
270.000
4
Bawang putih
9 kg
45.000
405.000
5
Ampas tahu
180 kg
2.000
360.000
6
Telur
22 kg
15.000
330.000
7
Garam
1 kg
5.000
5.000
8
Kaldu
1 kg
15.000
15.000
9
Cabai merah
45 kg
12.000
540.000
10
Gula pasir
1 kg
9.000
9.000
11
Gula merah
1 kg
15.000
15.000
12
Daun bawang
1 kg
4.500
4.500
13
Penyedap rasa
1 kg
25.000
25.000
14
Plastik
5000 lembar
5000/100 lembar
250.000
15
Lidi
4000 tusuk
50
200.000
16
Saos
20 bungkus
25.000
500.000
17
Bensin promosi
20
4.500
90.000
18
Dokumentasi kegiatan
30.000
19
Laporan akhir kegiatan
30.000
JUMLAH
4.168.500

Produksi cilok per hari = 2000 butir
Produksi selama 3 Bulan = 2000 x 90 hari = 180.000 butir
Harga per butir cilok = Rp70,-

Analisis Biaya
Penerimaan                  = Harga x total produksi
  = Rp 70  x  180.000 butir cilok
  = Rp 12.600.000,-
Total biaya (TC)          = Total biaya tetap + Total biaya variabel
                          = Rp 1.438.800,- + Rp 4.168.500,-
                          = Rp 5.507.300,-                       
Keuntungan                 = Total pendapatan - Total biaya
                                      = Rp 12.600.000 - Rp 5.507.300
                                      = Rp 7.092.700,-         
Harga Pokok Penjualan = Total Cost / Total Produksi
                                          = Rp 5.507.300/180.000 butir
                                          = Rp  30.59,- / butir

                                = Rp 1.438.800 / ( 1 – (Rp 4.168.500/Rp 12.600.000)
                                = Rp 1.438.800 / ( 1 – 0,33 )
                                = Rp 2.147.462,69

                                 = 1.438.800 / (12.600.000 – 4.168.500) x 100%
                                 = 1.438.800 / 8.431.500 x 100%
                                 = 17,06  %

                                    = 17,06 % x 180.000
                                    = 30.708


Perhitungan waktu balik modal
a.       Tingkat pengembalian modal
= (7.092.700 + 113.800) / 1.438.800 x 100%
= 7.206.500 / 1.438.800 x 100%
= 500,87 %
b.      Waktu balik modal
=      1
   500,87 %
= 0,19 tahun = 0,2 tahun
     Jadi waktu kembali modal adalah  0,2 tahun x 365 hari = 73 hari = 2,4 bulan

M.     LAMPIRAN
1.    Alat dan Bahan


a.    Alat
1)   Kompor
2)   Wajan
3)   Mangkok sambal
4)   Sendok makan
5)   Sendok teh
6)   Baskom
7)   Telenan
8)   Piring
9)   Cowek + ulekan
10)    Pisau







b.        Bahan
1)        Tepung kanji        : 500 gram
2)        Tepung terigu       : 800 gram
3)        Merica                  : 0,01 gram
4)        Air panas              : 250 ml
5)        Telur                     : 250 gram
6)        Garam                  : 1 sdm
7)        Bawang putih       : 100 gram
8)        Kaldu                   : 100 gram
9)        Cabai merah         : 500 gram
10)    Gula pasir             : 100 gram
11)    Gula merah           : 100 gram
12)    Daun bawang       : 100 gram
13)    Penyedap rasa      : 100 gram
14)    Ampas tahu          : 2000 grm
15)    Lidi                      : 100 tusuk
16)    Plastik                  : 100 lembar
17)    Saos                      : 1 bungkus


                  

2.   
Cilok siap dihidangkan
 
Membuat sambal yaitu dengan mencampur cabai merah, garam, bawang putih pada cowek kemudian menghaluskannya
 
Memasukan adonan kedalam air mendidih sampai terapung kemudian mengangkat adonan tersebut

 
Mendidihkan air lalu membentuk adonan sebesar kelereng
 
Mencampur antara bahan campuran ampas tahu dan tepung dengan campuran bahan sampai bisa dibentuk bulatan-bulatan

 
Mencampur merica bulat, larutan garam, penyedap rasa, kaldu, daun bawang dan bawang putih dengan air panas

 
Mencampur ampas tahu, tepung kanji, tepung terigu, dan irisan seledri

 
Cara Pembuatan