BAB.1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara terbesar kedua di
dunia sebagai penghasil kelapa sawit
setelah Malaysia. Pada tahun 2004 dari data yang dihasilkan luas total
perkebunan kelapa sawit di Indonesia
telah mencapai 5 067 058 ha. Setiap tahunnya dapat diproduksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 6.5
juta ton. Luas lahan kelapa sawit yang ada di Indonesia yang merupakan lahan
efektif hanya ± 25 %, sisanya merupakan gawangan yang tidak dimanfaatkan secara
optimal. Untuk meningkatkan daya guna lahan tersebut sangat memungkinkan
dilakukan budidaya tanaman diantara gawangan kelapa sawit, mengingat masih meluasnya pertumbuhan
gulma pada gawangan areal perkebunan kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditas
perkebunan yang cukup penting di
Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah karena keunggulan yang banyak di dalam
melakukan budidaya. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun
hasil olahannya, menduduki peringkat
ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi Indonesia setelah karet dan kopi.
Sehingga tanaman karet sangat diperhatikan dalam hal meningkatkan devisa bagi
negara Indonesia dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat.
Pada tahun 2008,didapat data menjelaskan tentang
luas areal pertanaman kelapa sawit Indonesia yang telah menghasilkan sekitar
6,6 juta Ha dengan total produksi sekitar 17,6 juta ton CPO. Terdiri dari Perkebunan Rakyat seluas 2,6 juta
ha dengan produksi 5.895.000 ton CPO,
Perkebunan Besar Nasional seluas 687 ribu Ha dengan produksi 2.313.000 ton CPO, dan Perkebunan Besar Swasta
seluas 3,4 juta Ha dengan produksi
9.254.000 ton CPO. Sedangkan untuk luas areal pertanaman kelapa sawit Indonesia tahun 2008 yang belum
menghasilkan seluas 2,8 juta Ha.
Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai masa
produktif secara umum lebih kurang 25 tahun, lalu setelah itu tanaman sawit
harus diremajakan dengan cara diganti tanaman yang baru. Bila tidak, produksi
buah di dalam tanaman kelapa sawit akan banyak berkurang dan pohon sudah
terlalu tinggi untuk dapat dipanen. Dari peremajaan akan dihasilkan sejumlah biomassa,
tapi yang paling penting adalah pelepah dan batang. Mengembalikan biomassa ke
areal perkebunan kembali membutuhkan
waktu yang lama. Biomassa yang tetap berada pada areal perkebunan setelah peremajaan tersebut dapat
menjadi sumber hara bagi tanaman baru.
Satu diantara berbagai sumber unsur hara pada areal pertanaman kelapa sawit berasal dari limbah batang kelapa sawit.
Supaya unsur hara dapat tersedia bagi
tanaman, maka batang kelapa sawit yang sudah ditebang perlu terdegradasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu maka proses
pemangkasan pada daun sangat penting dalam peningkatan produksi tanaman kelapa
sawit.
1.2 Tujuan
1.
Agar tajuk pada tanaman dapat menghasilkan fotosintat yang optial, karena
pengelolaan tajuk yang tepat merupakan
aspek kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit. Efisiensi tajuk merubah
radiasi sinar matahari menjadi karbohidrat. Pasokan karbohidrat untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman di tentukan oleh ukuran luas
permukaan hijau daun.
2.
Mempermudah panen.
3.
Pengamatan buah matang lebih mudah.
4.
Mengurangi brondolan buah yang terjepit pada pelepah daun / ketiak daun.
5.
Memungkinkan buah bertambah besar.
6.
Mengurangi terangkutnya brndolan.
7.
Memperlancar penyerbukan alami.
8.Melakukan sanitasi kebun guna mencegah
cendawan Marasmius dan menghindari pertumbuhan tanaman pakis.
BAB.2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Tanaman Kelapa Sawit
Sejak pertengahan 2000, kelapa sawit telah menyusul
kacang kedelai menjadi tanaman minyak yang paling penting di dunia. Produksi
minyak sawit terutama didukung oleh penanaman intensif selama dua dekade
terakhir di Malaysia dan Indonesia yang sejauh dua utama produsen minyak sawit
(Frank,2013). Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah
asalnya, termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan nasional (Syahputra,2011).
Produksi minyak sawit telah terbukti menjadi kuat
mesin pertumbuhan ekonomi (Lane,2012). Pulp buah dan kacang
yang menyediakan sawit dan minyak inti, masing-masing kelapa sawit dibuat yang
unggul penghasil minyak tanaman. Buah sawit (Elaeis guineensis)
adalah sumber dari kedua minyak sawit (diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak
inti sawit (diekstrak dari biji buah) (Mukherjee,2009).
Kelapa sawit merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang menghasilkan minyak nabati sehingga
diandalkan untuk meningkatkan ekspor dan penerimaan devisa negara. Dibandingkan
komoditi lain seperti kelapa, kacang tanah dan kedelai, kelapa sawit adalah
penyumbang minyak nabati terbesar di dunia (Pambudi,2010). Untuk masa umur
ekonomis pada tanaman kelapa sawit yang cukup lama sejak mulai tanaman mulai
menghasilkan, yaitu sekitar 25 tahun menjadikan jangka waktu perolehan manfaat
dari investasi di sektor ini menjadi salah satu pertimbangan yang ikut
menentukan bagi kalangan dunia (Krisnohardi,2011).
Agar memenuhi peningkatan permintaan untuk
minyak sawit, perbaikan tanaman dalam budidaya diperlukan. bibit kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu benih atau bibit liar, bibit unggul dan bibit kultur jaringan. Bibit yang
berasal dari kultur jaringan dianggap lebih praktis dan mutunya lebih dapat
dipercaya. Namun, belum semua perkebunan kelapa sawit dapat memproduksinya
(Hartawan, R, 2008). Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik
pada daerah beriklim tropis dengan curah
hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-330C (Ebrahimi,2013). Perbanyakan
klonal kelapa sawit melalui kultur jaringan telah dikembangkan untuk
perbanyakan massal bahan tanam elit. Meskipun cara ini digunakan dalam industri
kelapa sawit sat ini akan tetapi, tingkat embriogenesis rendah dan proporsi
tanaman kultur jaringan yang berasal dipamerkan kelainan.
Oleh
karena itu, penting untuk memahami molekul peristiwa yang terjadi selama
somatik embriogenesis dan kultur in vitro untuk meningkatkan produksi skala dan
efisiensi biaya dari proses kultur jaringan. Biasanya untuk kombinasi media yang baik adalah media bungkil kelapa sawit dan dedak padi yang difermentasi adalah
untuk mengurangi penggunaan bungkil kelapa sawit dengan melihat pengaruh kombinasi
media sehingga diketahui kombinasi terbaik untuk produksi maggot tertinggi (Arief,2012).
Ultisols
dan Oxisols merupakan tanah yang berpelapukan lanjut atau sudah tua, dan di
Indonesia banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat
(Kasno,2011). Tanah sedikit mengandung unsur hara tetapi memiliki kadar air
yang cukup tinggi. Sehingga cocok untuk melakukan kebun kelapa sawit karena
memiliki kemampuan tumbuh yang baik, memiliki daya adaptif yang cepat terhadap
lingkungan (Adriadi,2012).
Adapun untuk meningkatkan produksi dari tanaman
kelapa sawit dengan memperhatikan cara pemeliharaan dari budidaya salah satunya
adalah pemagkasan. Karena pemangkasan sangat penting dalam peningkatan produksi
salah satunya adlah tanaman kelapa sawit. Biasanya pemangkasan dilakukan dengan
memperhatikan umur tanaman dan baian daun yang tidak bermanfaat lagi.
2.2
Pengertian pemangkasan
Pengertian dari pemangkasan atau disebut juga penunasan yaitu proses pembuangan daun-daun tua atau yang
tidak produktif pada tanaman salah satunya adalah kelapa sawit. Pada
tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud
mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari
pembibitan ke areal perkebunan.
Pemangkasan pada tanaman kelapa
sawit dilakukan sejak pada tanaman belum
menghasilkan dan diteruskan hingga tanaman sudah menghasilkan dengan tujuan
untuk mempengaruhi produksi dari kelapa sawit tersebut. Pemangkasan daun juga
dapat mengurangi bahaya pohon tumbang karena tiupan angin (Pahan,2004). Teknik
pemangkasan dilakukan secara teratur sesuai dengan perkembangan atau umur
tanaman yang ada (Setyamidjaja,2006). Adapun tujuan pemangkasan pada tanaman secara umum
adalah adalah sebagai berikut :
·
Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga
dapat membantu proses penyerbukan secara alami
·
Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan
brondolan buah terjepit pada pelepah daun.
·
Membantu dan memudahkan pada waktu panen
·
Mengurangi perkembangan epifir
·
Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar,
terutama proses fotosintesis dan respirasi.
Macam-macam pemangkasan pada umumnya terdapat 3 macam
sesuai dengan tujuan. Adapun macam akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemangkasan pasir, adalah proses pemangkasan yang
dilakukan terhadap tanaman dengan persyaratan tanaman berumur 16-20 bulan
dengan tujuan agar untuk membuang daun-daun kering dan buah buah pertama yang
busuk sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
2. Pemangkasan produksi adalah proses pemangkasan
yang dilakukan pada tanaman dengan syarat umur 20-28 bulan dengan memotong
daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas
adalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain),
juga buah buah yang busuk.
3. Pemangkasan
pemeliharaan, adalah proses pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman
berproduksi dengan tujuan membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat
pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28-54 helai. Sisa daun pada pemangkasan
ini harus sependek mungkin, agar tidak mengganggu kegiatan panen.
2.3 Pemangkasan
Kelapa Sawit
Pruning atau pemangkasan pada tanaman kelapa sawit
adalah proses pembuangan pelepah- pelepah yang sudah tidak produktif / pelepah
kering pada tanaman kelapa sawit. Pruning / pemangkasan merupakan termasuk
dalam kegiatan persiapan panen dengan tujuan agar tidak mengganggu proses
pemanenan pula. Pemangkasan daun pada tanaman kelapa sawit
harus dilakukan, karena tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering,
terkadang baru rontok setelah beberapa tahun kemudian (Vidanarko,2011). Tujuan
dari pemangkasan pada tanama elapa sawit yaitu menentukan bilangan pelepah yang
perlu ditinggalkan di atas pokok supaya sentiasa mencukupi untuk memberi
keluasan daun yang optimum. Kerana daun pada umumnya memainkan peranan penting
untuk efisiensi distribusi fotosintat melalui proses fotosintesis ke bagian
tanaman.
Pemangkasan daun pada kelapa sawit bertujuan untuk
memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon
serta memudahkan pamanenan (Setyamidjaja,2006).
Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Pemangkasan
perlu dilakukan untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk
tempat munculnya bunga & pemasakan buah. Pruning/pemangkasan dilakukan
setelah dilakukan kastrasi & tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen.Pemangkasna
dimulai sejak masa tnaaman belum menghasilkan (TBM) hingga masa tanaamn
menghasilkan (TM) (Vidanarko,2011) Teknis pruning/pemangkasan dilakukan dengan
teknik yang benar sebagai berikut :
·
Memangkas pelepah searah dengan arah spiral / letak
alur pelepah. Supaya hasil dari pangkasan terlihat rapi.
·
Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan
ciri-ciri :
· Pelepah yang sudah tua dan kering
· Pelepah sudah tidak dijadikan
pelepah songgo ( minimal songgo 2).
·
Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian
bawah pangkal pelepah. Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk
mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah.
·
Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati
atau disusun di antara pokok tanaman & dipotong menjadi 3 bagian.
DAFTAR PUSTAKA
Adriadi, A. dkk. 2012. Analisis
Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di
Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1 (2): 108-115.
Arief, M., dkk. 2012. Pengaruh Kombinasi Media Bungkil Kelapa
Sawit dan Dedak Padi Yang Difermentasi Terhadap Produksi
Maggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Sumber Protein Pakan Ikan.
Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4 (1)
: 34.
Ebrahimi, M, dkk. 2013. Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Frond Feeding of Goats
in the Humid Tropics. Animal and
Veterinary, 12 (4) : 431-438.
Frank, N. EG. el all. 2013. Breeding oil palm (Elaeis guineensis jacq.) for fusarium wilt
tolerance: an overview of research programmes and seed production
potentialitiees in Cameroon. International
Journal of Agricultural Sciences 3 (5) :513-520.
Hartawan,
R. 2008. Variabilitas Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) asal Benih Unggul dan
Liar. Media Akademik 2 (1) : 34-43.
Kasno, A., dan Nurjaya. 2011. Pengaruh Pupuk Kiserit Terhadap
Pertumbuhan Kelapa Sawit Dan Produktivitas Tanah. Littri 17 (4): 133-134.
Krisnohardi, A. 2011. Analisis Pengembangan Lahan Gambut Untuk Tanaman Kelapa Sawit Kabupaten
Kubu Raya . J. Tek.
Perkebunan & Psdl
(1):1-7.
Lane, Lee.2012.
Economic growth, climate change, confusion and rent seeking: The case of palm
oil. Journal of Oil Palm & The
Environment (3):1-8.
Mukherjee, dkk. 2009. Health Effects
of Palm Oil. J Hum Ecol 26
(3):197-203.
Pahan, I. 2004.
Paduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta:
Penerbar Swadaya.
Pambudi,
D., dan Hermawan, B. 2010. Hubungan antara Beberapa Karakteristik Fisik Lahan dan Produksi Kelapa
Sawit. Akta Agrosia 13 (1) :
35-39.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Jogyakarta: Kanisius.
Syahputra, E., dkk. 2011. Weeds Assessment Di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan Gambut. J. Tek.
Perkebunan & PSDL (1):37-42.
3 komentar:
Ebobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
Sangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu
EBOBET juga menyediakan berbagai layanan transaksi deposit dan withdraw Bank Lokal terlengkap Indonesia seperti Bank BCA - Bank BNI46 - Bank BRI - Bank Mandiri - Bank Danamon - Bank Cimb Niaga, OVO, Deposit via Ovo. Deposit via Dana, Deposit via Go Pay, Telkomsel dan XL.
Situs :EBOBET
WA : +855967598801
membantu sekali kak infonya
jadwal imsak
Posting Komentar