I. PENDAHULUAN
1.1
latar Belakang
Sektor pertanian merupakan bagian integral dari sistem
pembangunan nasional dirasakan akan semakin penting dan strategis. Hal tersebut
dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah perubahan
dan dinamika lingkup nasional maupun internasional .
Dalam satu abad terakhir jumlah penduduk dunia telah
meningkat secara eksponensial dan diperkirakan mencapai angka 8,3 miliar
menjelang tahun 2025. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
lahan untuk pemukiman dan aktifitas industri meningkat, sehingga memaksa
manusia berusaha tani pada lahan yang marginal. Guna memenuhi kebutuhan pangan
bagi penduduk dunia yang diproyeksikan terus meningkat ini, produksi rata-rata tanaman
serealia harus meningkat setidaknya 80 persen hingga tahun 2025 ..
Di lain pihak, hampir seluruh lahan pertanian di dunia telah
menurun secara drastis secara kualitas ekosistem dikarenakan oleh sistem
pertanian terdahulu yang disebut dengan sistem pertanian tradisional dan
Revolusi Hijau atau sistem pertanian konvensional. Diperlukan suatu strategi
pertanian khusus untuk bisa tetap bertahan agraris yakni pertanian
berkelanjutan.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi 3
fungsi dasar pembangunan pertanian berkelanjutan. Fungsi tersebut adalah fungsi
sosial, fungsi ekonomi, dan fungsi ekologi. Fungsi tersebut direpresentasikan
dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan
bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Salah
satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input).
Penggunaan input minimal dalam pendekatan berkelanjutan pada sistem pertanian
digunakan dengan alasan bahwa pertanian itu sendiri memiliki kapasitas internal
yang besar untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya
internal .
Tujuan dari sustainable agriculture adalah
peningkatan daur ulang secara alami untuk memaksimalakan input menggunakan bahan-bahan
organik. Konsep pertanian berbasis ekologi telah berkembang pesat sejalan
meningkatnya taraf hidup dan kesadaran lingkungan. Sistem pertanian ekologis (sustainable
agriculture) yang dikembangkan antara lain LISA (low input sustainable
agriculture), pertanian ekologis terpadu (integrated ecological
farming system), dan pertanian organik (organic farming system)
(Zulkarnaen, 2009). Untuk lebih mengetahui tentang konsep pertanian
berkelanjutan, maka diadakan kunjungan lapang di Jogjakarta dan Solo. Kunjungan
lapang tersebut kemudian dirangkum dalam sebuah makalah.
2.1 Tujuan
1. Untuk
mengetahui konsep sistem pertanian berkelanjutan.
2. Untuk
mengetahui indikator pertanian berkalanjutan ditinjau dari sisi ekonomi,
ekologi dan sosial
3. Untuk
mengetahui contoh penerapan sistem pertanian berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Sistem Pertanian Berkelanjutan
Pertanian merupakan basis negara agraris seperti
Indonesia. Pertanian merupakan sentral utama penghidupan negara Indonesia.
Pertanian tradisional adalah salah satu model pertanian yang masih sangat
sederhana dan merupakan perkembangan pertanian yang masih sangat sederhana
dengan pola masyarakat yang serba kurang menerima teknologi. Pertanian
tradisional merupakan buntut dari pertanian zaman prasejarah yang mulai
mengalami peningkatan pola fikir dari sebelumnya huma (ladang berpindah)
menjadi pertanian menetap.
Sistem pertanian tradisional adalah sistem pertanian yang
masih bersifat ekstensif dan tidak memaksimalkan input yang ada. Sistem
pertanian tradisional salah satu contohnya adalah sistem ladang
berpindah. Sistem dallang berpindah telah tidak sejalan lagi
dengan kebutuhan lahan yang semakin meningkat akibat
bertambahnya penduduk.
Sistem pertanian Revolusi Hijau juga dikenal dengan
sistem pertanian yang konvensional. Program Revolusi hijau diusahakan
melalui pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas baru yang melampaui daerah
adaptasi dari varietas yang ada. Varietas tanaman yang dihasilkan adalah yang
responsive terhadap pengairan dan pemupukan, adaptasi geografis yang luas, dan
resisten terhadap hama dan penyakit. Gerakan ini diawali oleh Ford dan
Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi
diFilipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada tanaman serelia seperti padi,
jagung, gandum, dan lain-lain.
Gagasan tersebut telah merubah wajah pertanian dunia, tak
terkecuali wajah pertanian Indonesia. Perubahan yang nyata adalah bergesernya
praktik budidaya tanaman dari praktik budidaya secara tradisional menjadi
praktik budidaya yang modern dan semi-modern yang dicirikan dengan maraknya
pemakaian input dan intensifnya eksploitasi lahan. Hal tersebut merupakan
konsekwensi dari penanaman varietas unggul yang responsif terhadap pemupukan
dan resisten terhadap penggunaan pestisida dan herbisida. Berubahnya wajah
pertanian ini ternyata diikuti oleh berubahnya wajah lahan pertanian kita yang
makin hari makin menjadi kritis sebagai dampak negatif dari penggunaan pupuk
anorganik, pestisida, dan herbisida serta tindakan agronomi yang intensif dalam
jangka panjang .
Data Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan
tahun 1993 menunjukkan bahwa luas lahan bermasalah sudah mencapai sekitar 18,4
juta ha dengan rincian 7,5 juta ha potensial kritis; 6,0 juta semikritis; 4,9
juta ha kritis. Bila diasumsikan, laju penggundulan hutan sekitar 2-3 juta ha
pertahun dan ditambah dengan lahan bekas tambang maka
luas lahan kritis di Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 30-40
juta hektar .
Keadaan tersebut akan semakin parah karena adanya
konversi lahan ke nonpertanian, pengrusakan hutan yang mencapai
25 ha permenit atau 2 juta ha per tahun. Selain itu, pemakaian berbagai
senyawa xenobiotika seperti pestisida dan fungisida berlangsung
secara intensif dalam merusak lingkungan antara 300.000 - 600.000 hektar per
tahun. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan juga menyebabkan lahan
menjadi kritis. Berdasarkan hasil kajian Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
sebagian lahan pertanian di Indonesia memiliki kandungan C-organik kurang
dari 1%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa anorganik dengan dosis
berapa pun tidak akan meningkatkan produksi.
Adanya dinamika tersebut menyebabkan munculnya ide untuk
mengembangkan suatu sistem pertanian yang dapat bertahan hingga generasi
berikutnya dan tidak merusak alam. Dalam dalam dua dekade terakhir telah mulai
diupayakan metode alternatif dalam melakukan praktik pertanian yang dinilai
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (environtmentally sound and
sustainable agriculture). Salah satu caranya adalah menggunakan konsep
pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan atau pembangunan pertanian
berkelanjutan pertama kali menjadi pembicaraan dunia pada tahun 1987, tahun
1992 diterima sebagai agenda politik oleh semua negara di dunia sebagaimana
dikemukakan dalam Agenda 21, Rio de Jeneiro. Dalam pertemuan tersebut
ditegaskan bahwa pembangunan ekonomi jangka panjang dapat dilakukan bila
dikaitkan dengan masalah perlindungan lingkungan. Pertemuan Johanesberg, Afrika
Selatan (2-4 September 2002) yang merupakan pertemuan puncak Pembangunan
Berkelanjutan (”World Summit On Sustainable Development”) menegaskan bahwa
pembangunan berkelanjutan membutuhkan pandangan dan penanganan jangka panjang
dengan partisipasi penuh semua pihak. Secara jelas dinyatakan bahwa pembangunan
yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa harus
mengorbankan kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang. Di bidang pertanian
diterapkan dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan atau
berwawasan lingkungan, yang dalam pelaksanaannya sudah termasuk aspek pertanian
organik.
2.2 Ciri Pertanian Berkelanjutan
A. Fungsi Ekologi
1. Pengendalian Hama Alami: Pada
pertanian berkelanjutan, salah satu cara untuk mengendalikan hama adalah dengan
cara metode mengimpor musuh alami hama tertentu. Metode ini dikenal
sekitar 1 abad laludi California. Di sana serangga bersisik (Icerya purchasi)
dibasmi mengggunakan serangga jenis kumbang (Rodolia cardinalis).
Kumbang Rodolia cardinalistelah berhasil memberantas hama serangga bersisik di
berbagai belaahan dunia
Selain itu, contoh pengendalian hama menggunakan
pemangsa alami juga terjadi pada kumbang badak atau dikenal dengan Oryctes
rhonoceros. Kumbang badak diberantas dengan virus yang bersifat patogen (Espig,
1988).
2. Pestisida Alami: Pestisida alami sangat penting
bagi pertanian berkelanjutan. Pestisida alami mengandung senyawa kimia
alami yang dapat mengusir hama tanaman budidaya. Contohnya adalah: ekstrak biji
daun nimba (Azadirachta indica); ekstrak biji bunga krisan (Chrysanthemum
cinerariifolium) efektif mengendalikan semut, aphid, ulat, dan kutu
daun; ekstrak biji bawang putih (Allium sativum) efektif
mengendalikan serangan aphid, ekstrak daun paitan (Tithonia diversifolia)
efektif mengendalikan serangan rayap, bakteri Bacillus thuringiensis
efektif mengendalikan ulat Plutella xylostella dan Crocidolomia
binotalis; cendawan Trichoderma sp. dapat menekan serangan Fusarium
sp. Rhizoctonia sp., dan Phythium sp. terhadap
tanaman hortikultura.
3. Agroforestri: Pada pertanian berkelanjutan, salah
satu pola tanam yang digunakan adalah menggunakan pola tanam berbasis
agroforestri. Pola tanam ini secara umum adalah pola tanam yang memadukan
integrasi pohon hutan dengan ladang. Fungsi ekologi pohon hutan dapat
memberi manfaat berupa pengangkutan unsur hara, penambatan nitrogen, kenaikan
bahan organik tanah, perbaikan strutuktur tanah, dan pengendalian erosi. Pohon
dapat mengembangkan sistem perakaran yang jauh lebih dalam dari tanaman
musiman, sehingga pohon dapat menyerap unsur hara yang tidak diserap oleh
tanaman budidaya. Unsur hara yang didapat oleh pohon hutan dibawa
kembali kedalam daur biologi kedalam kayu pohon, daun, serta buah pohon.
Salah satu pohon yang memiliki biomasa terbesar adalah lamtoro. Penaman
pohon lamtoro dalam sistem agroforestri dapat memberikan dampak positif
bagi sistem pertanian berkelanjutan .
4. Skema Suksesi: Pada pertanian berkelanjutan, salah
satu pola bertanamnya adalah meniru suksesi hutan. Metode suksesi biasanya
dilakukan pada lahan yang keanekaragamanhayatinya kurang. Konsepnya adalah
petani menanam suatu tanaman, kemudian tanaman tersebut tidak dipanen secara
total dan membiarkan tanaman budidaya di tumbuhi ilalang dan semak belukar.
Dengan adanya metode suksesi, keanekaragaman hayati akan bertambah, sehingga
konsep keberlanjutan akan dapat diwujudkan.
5. Keanekaragaman Tanaman: Ciri
umum dari pertanian berkelanjutan adalah keanekaragaman
tanaman. Bahkan sistem yang berorientasi pasar pun akan menghasilkan beberapa
produk. Salah satu sistem pertanian berkelanjutan yang berorientasi pasar
adalah sistem pertanian drip di Meksiko. Dalam banyak hal, mencampurkan
tanaman akan meningkatkan pertumbuhan, bukan menghalanginya.
Penggunaan kacang-kacangan sebagai tanaman sela akan
meningkatkan kesuburan tanah. Di Tomo Acu misalnya,
petani menggunakan pohon pengikat nitrogen sebagai
pengganti tiang untuk tanaman merica yang merambat.Dengan berbagai
jenis tanaman yang ditanam, hal ini akan menghindari kekurangan pangan
karena beragamnya tanaman yang akan dipanen.
6. Rotasi Tanaman: Salah satu metode pertanian
berkelanjutan adalah menerapkan sistem rotasi tanam. Rotasi tanam dapat
meningkatkan kandungan bahan mineral tanah. Rotasi tanam yang disarankan
adalah Rhizobium, Phaseolus sp, dan lain lain. Hal tersebut karena kedua
jenis tanaman tersebut dapat menimbun N (.
7. Sistem Pengolahan Minimal: Pertanian
berkelanjutan juga menggunakan metode sistem pengolahan minimal. Pada tanah
yang memiliki top soil tipis, atau pada tanah yang kemiringannya curam,
sebisa mungkin mengolah tanah secara minimal untuk pengembalian
atau peningkatan unsur hara .
8. Daur Ulang Zat Hara: Daur ulang
zat hara didaerah tropika berlangsung cepat dan efisien. Kebanyakan hara
terikat pada vegetasi hidup. Ketika vegetasi hidup itu mati, zat hara
akan di urai oleh mikroba dan zathara tersebut
dapat digunakan oleh tanamanan. Pada konsep pertanian
berkelanjutan, hara di lahan pertanian lebih banyak karena terdapat
pola daur ulang hara dari tumbuhan yang
telah mati lalu dibiarkan. Dengan hara yang lebih
banyak, lahan dapat ditanami secara lebih intensif tanpa merusak
kesuburan lahan pertanian.
9. Pengembalian Sisa Tanam: Salah
satu metode pertanian berkelanjutan adalah pengembalian sisa tanaman.
Pengembalian sisa-sisa tanaman dari musim panen pada tanah sedapat
mungkin harus dilakukan. Dengan teknik pengembalian sisa tanaman pada
tanah, sisa tanaman akakn cepat terombak melalui penguraianoleh jasad renik
sehingga akan menjadi bahan organik tanah. Adanya bahan organik tanah akan
meningkatkan kualitas tanah, sehingga tanaman budidaya akan tumbuh lebih
baik .
10. Penggunaan Pupuk Organik: Pupuk
oraganik selalu digunakan pada sistem pertanian berkelanjutan. Pupuk
organik berasal dari serasah tumbuhan atau sisa hewan yang
telah mati. Pupuk organik harus memiliki beberapa persyaratan yaitu: N
harus mudah diserap oleh tanaman dalam bentuk organik, pupuk tidak
meninggalkan asam organik dalam tanah, Pupuk sebaiknyamemiliki
kandungan C yang tinggi seperti hidrat arang. Pupuk organik memiliki peran
penting untuk menggemburkan lapisan top soil. Pupuk organik dapat
meningkatkan pertumbuhan jasad renik yang baik untuk kesuburan tanah. Walaupun
demikian, pupuk organik tidak bis diandalkan karenakandungan mineralnya sedikit .
11. Menggunakan Pupuk Hijau: Pupuk hijau
diperlukan dalam sistem pertanian berkelanjutan. Pupuk hijau didapat dengan
menggunakan famili leguminosa. Tanaman dari famili leguminosa digunakan karena
banyak mengandung N. Adanya N akan mendorong zat renik untuk
menguraikannya. Dalam hidupnya, zat renik membutuhkan N untuk
hidup. Kandungan N yang tinggi (perbandingan C/N besar) melebihi tersedianya N
yang diperlukan jasad renik, kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi
peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya.
12. Penggunaan Bioteknologi Tanah: Pada
pertanian berkelajutan, penggunaan biologi tanah cukup menjanjikan. Dengan
menggunakan bioteknolgi tanah, penggunaan pupuk buatan akan dapat
dikurangi juga meningkatkan efisiensi input . Contoh
bioteknologi tanah adalah:
- Legin dan Rhizogin: Penggunaan Legin dan Rhizogin yang mampu mengurangi penggunaan pupuk Urea sebesar 50-75%
- Azolla: Penggunaan Azolla padapadi sawah dapat menghemat pemakaian Urea hingga50%
- Azotobacter:Inokulassibakteri Azotobacter pada area pertanian biji-bijian mampu menekan penggunaan urea antara 60-70 kg ha-1.
- Azoxpirilium. Dengan inokulasi bakteri Azosprilium pemakaian urea dapat dihemat antara 50-100 kg ha-1.
- Ganggang Biru-hijau: Penggunaannya akan menghemat 100 kg ha-1 urea.
- Mikoriza: Mikoriza dapat melarutkan fosfat, sehingga dapat menekan penggunaan pupuk TSP antara 70-90%.
13. Metode Konsevasi Tanah: Pada
pertanian berkelanjutan, fungsi ekologi sangat diperhatikan. Salah satunya
dengan cara menjaga kesuburan tanah. Dalam konsep pertanian berkelanjutan dalam
hal konservasi tanah, dikenal sebuah istilah yaiutu using for immediate
needs and saving for future use yang artinya adalah bahwa dalam mengelola
dan pengelolaan tanah, dibutuhkan perhatian mengenai kebutuhan yang segera
(sekarang) serta manfaatnya yang akan datang bagi generasi penerusnya . Cara pengkonversian tanah yang bisa
dilakukan dalam sistem pertanian yang berkelanjutan adalah:
- Berdaya upaya agar permukaan tanah tetap tertutupi tanaman pelindung, sehingga kandungan organiknya dapat dipertahankan.
- Pembuatan sengkedan yang mengikuti kontur tanah agar tidak terjadi erosi.
- Segala tindakan atau perlakuan dalam melakukan pengolahan tanah seperti membajak, menggaru, menyimpan bedengan pembibitan, dan lain-lain harus sejajar dengan garis kontur tanah agar tidak terjadi erosi.
14. Metode Konservasi Air: Metode
konservasi air dapat dilakukan dengan sistem pengaturan jadwal irigasi, atau
dengan cara yang lebih mudah yaitu mengembangkan tanaman rerumputan yangg tidak
mengganggu di sela-sela tanaman budidaya yang dapat berfungsi ganda yang dapat
mencegah erosi serta menjadi makanan ternak .
Salah satu tanaman rumput yang digunakan adalah Cynodon
dactylon (bermuda grass), Pennisctum clanddestium (kikuyu grass),
dan Pueraria phaseolides (Tropical kudzu). Penggunaan tanaman
rumput diatas sangat beralasan karena tanaman rumput tersebut
dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu pendek tanah
dapat tertutup pleh rumput tersebut. Rumput tersebut secara sistematis
berfungsi sebagai pelindung permukaan tanah dari
tumbukan butir-butir air hujan dan memperlabat
aliran permukaan, sedangkan bagian akar rumput dapat
memperkuat resistensi tanah dan membantu melancarkan
infiltrasi air kedalam tanah .
B. Fungsi Sosial
Pertanian berkelanjutan hadir
sebagai salah satu jalan pemutus mata rantai kemiskinan utamanya yang ada di
pedesaan. Stabilitas produksi yang terus meningkat dengan harga bahan hasil
panen pertanian organik yang tinggi mulai menjajikan input bagi pedesaan
miskin. Selain itu, pertanian berkelanjutan juga berkorelasi positif dengan
peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini karena produk pertanian yang
dihasilkan memiliki sertifikasi aman dimakan, baik dalam jangka waktu yang
berkepanjangan, dan bebas pestisida, serta persenyawaan sintetis lainnya.
Pertanian berkelanjutan juga telah berisi campur
tangan pemerintah dan para ahli lingkungan pertanian yang mulai tersadar untuk
hidup optimal, baik optimal secara ekonomi ataupun optimal dalam menjaga
lingkungan agar terus bisa hidup. Selain itu sumber daya manusia yang
digunakan sudah lebih dewasa, lebih terbuka sehingga lebih mengerti benar
tentang alam dan bagaimana merawatnya tanpa harus mengabaikan aktivitas ekonomi
usaha tani yang berorientasi profit. Pengetahuan didapatkan secara formal
mauopun nonformal dari sharing para penuluh lapang.
C. Fungsi Ekonomi
Pendapatan aktual yang dituai memang lebih rendah
ketimbang sistem pertanian yang lain hanya saja hal ini akan terus meningkat
seiring dengan meningkatnya laju perbaikan kualitas lahan-lahan. Sistem
permodalan yang digunakan harus bersumber dari dana pribadi, ataupun pinjaman
dari bank-bank negeri, koperasi pemerintahan ataupun lembaga penyedia jasa
kredit resmi lainnya. Hal ini untuk menghindari terselenggaranya praktek
pembungaan pinjaman yang salah. Selain itu diharapkan petani berkontribusi
aktif mengikuti asuransi sehingga ketika hasil yang dituai belum maksimal masih
tersedia uang untuk tetap betahan hidup. Daya saing ekonomis produk
konvensional lebih tinggi. Hal ini karena orientasi pasar yang dituju pertama
kali adalah konsumen tingkat atas yang mapan dalam hal membeli. Hasil panenan
akan lebih terjual mahal seiring dengan laju kesadaran masyarakat akan
pentingnya pangan organik sebagai salah satu produk dari pertanian berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1989. Peralatan
Produksi Tradisional dan Perkembangannya di Daerah Isitimewa Yogyakarta.
Jakarta: Depdikbud Press.
Djojosumarto P.
2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Elpig Gustaf.
1988. Ekologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Grandwohl Judith
dan Greenberg Russel. 1991. Menyelamatkan Hutan Tropika.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
IPB. 2002. Tahun
1963 Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Masalah Pangan. Bogor : IPB
Press.
Kartasapoetra A.G
dkk.. 1985. Teknologi Konesrvasi Tanah dan Air.
Jakarta: Rineka Cipta.
Soetriono dkk.
2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta : Bayumedia.
Sutejo Mul
Mulyani. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tim Direktorat
Jenderal Produksi Hortikultura dan Aneka Tanaman. 2000. Kebijakan
Perlindungan Tanaman Hortikultura Dengan Orientasi Pasar Global. Jakarta :
Departemen Pertanian
Zulkarnaen.
2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta : Bumi aksara.
1 komentar:
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Posting Komentar