BAB.1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
padi (Oryza sativa) merupakan
komoditas yang strategis di Indonesia
karena pada umumnya penggunaan beras sebagai bahan konsumsi makanan pokok bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus
pesat dengan cepat, maka akan berdampak pada kebutuhan masyarakat terhadap
pangan semakin besar juga salah satunya pada padi. Karena masyarakat Indonesia
sering mengonsumsi beras yang mengandung sumber karbohidrat sangat besar yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Dari sumbe Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah
penduduk Indonesia tahun 2011 sekarang mencapai 241 juta jiwa dan kebutuhan
beras mencapai 34 juta ton per tahun. Untuk produksi padi pada tahun 2011 di
Indonesia mencapai 68.06 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 38.2 juta ton beras. Sedangkan untuk kebutuhan beras
pada tahun 2025 diprediksi akan mencapai 48.5 juta ton atau setara dengan 70 juta ton GKG.
Untuk
memenuhi kebutuhan beras yang sangat besar dibandingkan produksinya dibutuhkan
usaha peningkatan produksi dan produktivitas padi di Indonesia. Apa lagi pada
tahun mendatang, upaya peningkatan produksi beras akan mendapat suatu
permaslahan besar salah satunya perubahan fungsi lahan sawah menjadi lahan non
pertanian dan degradasi kesuburan lahan. Dengan permaslahan yang komplek
seperti ini maka di adakan suatu inovasi dan teknologi untuk menunjang produksi
dari padi di Indonesia. Dalam pengembangan teknologi dan inovasi dalam bidang
pertanian sangat dibutuhkan sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan
maupun hasil-hasil pertanian.
Kemudian dalam pengembangan teknologi dan inovasi juga
dibutuhkan sebagai pembaruan dari usaha tani tradisional guna lebih
meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Usaha yang telah dilakukan dalam
mengembangkan usaha tani mempunyai peran sangat penting karena dengan pengembangan
teknologi dalam bidang usaha pertanian bertujuan untuk membantu para petani
dalam mendapatkan keuntungan dalam proses budidaya salah satunya budidaya padi.
Dalam meningkatkan produksi padi
faktor utama yang harus digunakan adalah penggunaan
varietas unggul padi agar produksi tinggi dan teknologi budidaya
padi yang hemat air tetapi produktivitasnya tinggi. Budidaya
padi cara SRI merupakan salah satu alternatif jawaban dari permasalahan
meningkatnya kebutuhan pangan yang ada. Prinsip dasar metode SRI adalah bertani
secara ramah lingkungan, rendah asupan luar (low external input),
menerapkan kearifan lokal (indigenous knowledge), membatasi penggunaan
bahan kimia baik pestisida maupun pupuk.
1.2
Tujuan
Pada acara Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan mengenai Teknologi Produksi
Budidaya Padi terdapat beberapa tujuan yang ingim dicapai antara lain :
1. Untuk
mrmahami dan menerapkan prinsip teknik produksi padi.
2.
Untuk melatih keterampilan dalam menganalisa komponen teknologi produksi padi.
BAB.2 TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Diskripsi Tanaman
Padi
Padi (Oryza sativa L.)
merupakan tanaman pangan rumput berumpun (Marlina,2012). Tanaman padi
merupakan tanaman semusim. Untuk
jenis padi di bedakan menjadi yaitu padi
sawah dan padi gogo (Purnomo,2007). Pada padi sawah biasanya tanpa olah tanah
yang merupakan salah satu alternatif yang patut dikaji (Prasetiyo,2002). Batang pada tanaman padi beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong). biasanya tinggi 1-1,5 meter. Pada tiap-tiap buku
batang padi
terdapat
daun disekitar,
yang berbentuk pita dan berpelepah. Pelepah pada padi membalut sekeliling seluruh bagian batang. Pada waktu
memungkinkan untuk berbunga pada tiap-tiap
batang keluar bunga. Bunga tanaman padi yaitu bunga
majemuk dan terdapat 2 helai sekam
kelopak dan 2 helai sekam mahkota. Sebutir padi berisi biji sebutir buah yang mana
bisaanya disebut beras. Kemudian buah
padi
mempunyai selaput. Untuk klasifikasi pada tanaman
padi sebagai berikut :
Regnum
: Plantae
Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonea
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza sativa
2.2 Pengertian Sistem
SRI
Pengertian System of Rice Intensification (SRI)
yaitu salah satu pendekatan praktek budidaya padi yang menekankan pada aspek
manajemen pengolahan tanah, tanaman dan irigasi melalui pemberdayaan kelompok
dan kearifan lokal setempat yang berbasis pada ramah lingkungan(Nurlaili,2011).
Metode SRI mengutamakan metode hemat air disertai metode pengelolaan tanaman
yang baik dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi hingga 30-100% bila
dibandingkan dengan metode irigasi konvensional
(tergenang kontinyu) di daerah lainnya (Huda,2012). Metode SRI
diterapkan dengan tujuan yaitu untuk
memperbaiki perakaran padi dengan cara pengaturan pengairan, menerapkan
tanam tunggal, waktu tanam dini, dan memperbaiki kualitas tanah
(Syamsudin,2009). Saat ini untuk petani masih kesulitan dalam
mengadopsi SRI, dimana metode ini menjelaskan manajemen membutuhkan sumber daya
terampil yang membutuhkan presisi tinggi dalam penanganan sumber daya pertanian
(Rao,2011).
2.3 Sejarah Metode System
of Rice Intensification (SRI)
Pengertian SRI menurut orang Jawa adalah
seorang “Dewi” atau “sesuatu yang memberi kemakmuran bagi manusia” yang
memberikan berkah kesuburan bagi tanah Jawa. Namun SRI yang dimaksudkan adalah
serangkaian metode dalam budidaya tanaman padi. Pengertian SRI adalah System of
Rice Intensification.
Sistem
SRI (System of Rice Intensification) pertama kali diperkenalkan oleh seorang
petani miskin di Madagaskar, Afrika Selatan pada tahun 1997. Pengetahuan petani
didapatkan dari pengamatan terhadap tanaman padi yang tumbuh di pematang sawah.
Oleh petani tersebut, tanaman padi diamati dan dibandingkan dengan tanaman lain
yang ada di lahan. Dan hasilnya bahwa pada fase pertumbuhan tanaman padi yang
ada dipematang itu tumbuh dengan lebat jika dibandingkan dengan tanaman yang
ada dilahan.
Informasi lainnya bahwa System of Rice
Intensification (SRI) ditemukan oleh Henri de Laulanie, pastur Jesuit asal
Perancis yang tinggal di Madagaskar. Pada 1961 Henry yang berimigrasi ke negara
di seberang timur di Benua Afrika itu berusaha mencari metode bertani untuk
mendongkrak produktifitas padi guna meningkatkan kesejateraan petani. Pada
tahun 1981 dia mendirikan sekolah pertanian di Antsirabe. Di sekolah ini menemukan
metode SRI pada 1983. Melalui metode SRI, cara penanaman padi dilakukan dengan merubah
total caranya. Pada intensifikasi (SRI) yang dikembangkan di Madagaskar
dan diperluas untuk banyak negara lain yang mulai menganut metode SRI melalui
kerjasama dengan Cornell International Lembaga Pengkajian Pangan, Pertanian dan
Pembangunan (CIIFAD) (Hameed,2011).
2.4 Prinsip Sistem System of Rice Intensification (SRI)
Terdapat
enam prinsip SRI yang berpengaruh. Prinsip SRI pada intinya yaitu penanaman
bibit muda dan tunggal, jarak tanam lebar, tidak digenangi dan menggunakan
pupuk organik. Revolusi pada metode SRI
akhirnya memberikan hasil bahwaprinsip SRI dapat meningkatkan produksi padi
secara signifikan (Saleh,2012). Oleh sebab itu maka prinsip dari System of Rice
Intensification (SRI) akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Bibit Umur Muda
Pada
umumnya petani terbiasa menggunakan bibit relatif tua sekitar 25 – 30
hari. Hal ini didasari pada keyakinan dari kebanyakan petani bahwa dengan menanam
bibit tua akan menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama dan lebih
kuat mudah menanamnya disamping itu pilihan pada bibit yang berumur tua.Akan
tetapi dengan penggunaan bibit tua tidak maksimal. Oleh sebab itu maka
menggunakan bibit cukup umur yang menanam bibit padi yang berumur 5–15 hari
menghasilkan pertumbuhan tanaman lebih cepat karena akar tercabut semua daya
jelajah akar lebih jauh perkembangan akar menjadi maksimal pada akhirnya
kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi.
2. Tanam Tunggal
Dalam
sistem tanam dengan menggunakan cara System of Rice Intensification (SRI)
adalah jenis bercocok tanam dengan sistem satu lubang dalam satu batang bibit
padi. Model tanam padi seperti ini sangat intensif dan efisien mengutamakan
sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air, dengan
tetap menjaga produktifitas dan mengedepankan nilai ekologis sehingga produksi
padi menjadi meningkat (Marlina,2012).
3. Jarak Tanam Lebar
Jarak
tanam dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar yaitu 25 cm x 25 cm atau 30 cm
x 30 cm atau 40 cm x 40 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah
anakan produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi. dengan pengaturan jarak
tanam antar tanaman padi yang tepat
diharapkan cahaya yang sampai ke tanaman maupun tanah akan optimal sehingga
diharapkan tanaman padi akan mampu meningkatkan produktivitasnya dan memberi
dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani
(Nurlaili,2011).
4. Penggunaan Pupuk Organik
Tanaman
akan dapat tumbuh dengan baik, jika berada dalam lahan memiliki kualitas
baik. Lahan yang berkualitas baik adalah lahan yang memiliki unsur hara mencukupi
bagi tanaman dan memberikan kelayakan bagi tanaman. Pengertian pupuk organik
merupakan proses akhir dari peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (serasah)
tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil,
guano, tepung tulang dan lain sebagainya. Fungsi dari pupuk organik mampu
menggemburkan lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan jasad renik,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air, sehingga kesuburan tanah
meningkat. Pupuk organik juga mempunyai kelebihan yaitu mempunyai kandungan
hara yang rendah dan dipergunakan terutama untuk kesuburan fisik tanah supaya gembur(Marlina,2012).
5. Pengaturan Air
Tanaman
padi membutuhkan air pada sebagian tahap kehidupannya. Sehingga banyak orang
tahu bahwa tanamn padi harus slalu di aliri. Padi menyukai tanah yang lembab
dan becek sebagai syarat tumbuh. Pada budidaya SRI, kondisi ketersediaan air di
lahan diatur agar lahan cukup kering namun tetap mencukupi kebutuhan air
tanaman padi yang dibudidaya (Huda,2012).
6. Pengendalian hama dan gulma dengan metode
organik
Pengendalian
hama dalam metode SRI harus menerapkan cara organik dengan konsep Pengendalian
Hama Terpadu PHT yaitu dengan tujuan yaitu menjaga kesehatan tanam
memgendalikan hama agar tidak terjadi kekebalan hama, pengendalian gulma secara
manual.
2.5 Budidaya Metode System
of Rice Intensification (SRI).
Ada beberapa prinsip budidaya dengan System
of Rice Intensification (SRI) adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sesuai anjuran pada sistem
konvensional. Syarat utamanya dengan diberikan pupuk kandang / kompos / pupuk
hijau saat pembajakan tanah. Di sekeliling petakan dibuat parit sedalam 30 –
50cm untuk membantu saat periode pengeringan. Sehingg diharapkan lahan menjadi
optimal.
2. Pembibitan
Pembibitan dalam SRI sangat dianjurkan dilakukan dalam kontainer platik,
kayu, anyaman bambu yang dilapisi daun pisang dan lain-lain. Hal ini untuk
mempermudah saat pindah tanam. Media tanah untuk pembibitan mengandung bhana
organik yang baik dengan ketebalan 4-5 cm. Bidang SRI akan tampak terlihat
selama satu bulan atau lebih setelah tanam, karena tanaman sangat tipis dan
kecil dan luas spasi. Pada bulan pertama tanaman padi yang akan ditanam
mempersiapkan untuk anakan, selama bulan kedua, dan akan tumbuh anakan
dimulai. Pada bulan ketiga, tumbuh tunas dan tanaman padi menjadi produksi
banyak (Veeremani,2012).
3. Pindah
Tanam
Sebelum pindah tanam padi sebaiknya pada lahan telah betul-betul rata dan kemudian
dibuat garis tanam dengan menggunakan caplak agar pertanaman teratur dengan
jarak tanam seragam. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30 x 30 cm, 35 x 35 cm,
atau pada tanah yang subur dapat diperjarang sampai 50 x 50 cm.
4. Pemupukan.
Pemupukan pada
SRI ataupun pada umumnya dilakukan sesuai anjuran setempat, baik dosis maupun
teknis pemberian. Substansi pemberian input yaitu pupuk
disesuaikan dengan kandungan media tanamnya berdasarkan pemikiran-pemikiran
yang tepat guna, mudah dan murah mudah dilakukan bagi petani.Oleh sebab itu
sebuah paket teknologi yang bernuasa konservasi dalam pemakaian pupuk kandang,
kapur, urea, TSP, dan KCl sesuai dengan kondisi setempat (Manalu,2012).
5. Penyiangan / Pengendalian Gulma.
Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan sebanyak
sekurangnya 3 kali selama masa tanam sesuai dengan kondisi di lapangan.
Pengendalian gulma yang baik sebaiknya menggunakan alat yang tidak merusak
tanaman pokoknya.
6. Pengairan
Pengairan pada metode SRI dilakukan secara kontinyu
atau terputus-putus. Pada awal penanaman, pemberian air dilakukan sampai
kondisi minimal macak-macak atau maksimal sekitar 2 cm. Kemudian dibiarkan
mengering pada lahan sampai kondisi
tanah mulai terbelah-belah dan mulai lagi dengan pemberian air maksimal, begitu
seterusnya. Kondisi tanah yang kering terbelah mempunyai tujuan yaitu
memberikan kesempatan oksigen lebih banyak masuk dalam pori-pori tanah sehingga
akan memperbaiki proses respirasi (pernapasan) pada perakaran padi. Faktor yang
mempengaruhi pemberian air irigasi ke petak sawah antara lain adalah hujan
efektif, kebutuhan konsumtif, perkolasi dan efisiensi irigasi (Rohma, 2006).
7. Pengendalian
Hama dan Penyakit.
Salah satu cara untuk pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman padi baik pada metode umum maupun SRI yaitu
dengan pemberian pestisida, khususnya pestisida organik. Pestisida organik
didigolongkan menjadi dua jenis, yaitu pestisida nabati dan pestisida hewani
yang mana semuanya memiliki tujuan agar tidak membahayakan tanaman padi
(Marlina,2012).
8. Panen
Biasanya
pada System Of Rice Intensification (SRI) mampu meningkatkan produktifitas padi
dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara,dengan
berhasil hasil dari produktifitas padi sebesar 50 %, bahkan di beberapa tempat mencapai
lebih dari 100 % (Nurmayulis,2011). Untuk panen pada metode pada
umumnya dilakukan setelah tanaman menua dengan ditandai dengan menguningnya
semua bulir secara merata. Bila bulir padi digigit tidak sampai mengeluarkan
air. Dari pengalaman di lapangan, dengan pemasakan bulir metode dengan SRI
lebih cepat terjadi sehingga umur panen lebih cepat dan bulir padi lebih banyak
dan lebih padat. Itulah keunggulan dari metode SRI.
DAFTAR PUSTAKA
Hameed, K. A. 2011. Application
of System of Rice Intensification (SRI) Methods on Productivity of Jasmine Rice
Variety in Southern Iraq. Jordan Journal of Agricultural Sciences, 7 (3): 474-481.
Huda, M. N. dkk. 2012. Kajian
Sistem Pemberian Air Irigasi Sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi Pada Daerah
Irigasi Tumpang Kabupaten Malang. Teknik
Pengairan,3(2): 221-229.
Manalu, F. dkk.2012. Pengujian Paket Teknologi Budidaya Padi (Oryza
sativa L.). Agroekoteknologi
Tropika,
1(2): 92-97.
Marlina, N. dkk.2012. Respons
Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice Intensification(SRI)
di Lahan Pasang Surut. Lahan
Suboptimal,
1(2): 138-148.
Nurlaili. 2011. Optimalisasi Cahaya Matahari
Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification
(SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam. Agronobis, 3(5): 22-27.
Nurmayulis. dkk. 2011. Respons Nitrogen dan Azolla terhadap Pertumbuhan
Tanaman Padi Varietas Mira I dengan Metode SRI. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, (1): 115-130.
Purnomo. H. P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Prasetyo. Y. T. 2002. Budi Daya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Yogyakarta: Kanisisus.
Rao, R. 2011.
Estimation of Efficiency,
Sustainability and Constraints in SRI (System of Rice Intensification) vis-a-vis
Traditional Methods of Paddy Cultivation in North Coastal Zone of Andhra
Pradesh. Agricultural Economics Research Review(24): 325-331.
Rohma, N. 2006. Menyelamatkan
Pangan Dengan Irigasi Hemat Air. Jakarta: IMPULSE.
Saleh, E. dkk. 2012. Budidaya Padi Di Dalam Polibeg Dengan Irigasi
Bertekanan Untlik Antisipasi Pesatnya Perubahan Fungsi Lahan Sawah. Teknotan 6(1): 692-699.
Syamsudin, T. S., dan Aktaviyani, S. 2009. Penerapan
Pemupukan Pada Pertanian Padi Organik Dengan Metode System Of Rice
Intensification (Sri) Di Desa Sukakarsa Kabupaten Tasikmalaya. Agroland
16 (1): 1 – 8.
Veeramani, P., et
all. 2012. Study of Phyllochron
- System of Rice Intensification (SRI) Technique. Agricultural Science Research Journal 2(6): 329-334.
4 komentar:
Nikmati Bonus Spesial Agen Sabung Ayam Live Sebesar 100% di Situs Bolavita Sekarang juga !
Promo Spesial ini dapat anda klaim setiap hari. Bolavita menyediakan pendaftaran Akun Sabung Ayam Online S128 dan Sv388 secara gratis !
Klik Link Disamping ini »» »» »» http://159.89.197.59/
Informasi selengkapnya, hubungi cs kami yang bertugas 24 Jam Online Setiap Hari dibawah ini:
» Nomor WA : +62812-2222-995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Line : cs_bolavita
» ID WeChat : BOLAVITA
bagus sekali infonya untuk belajar
jadwal imsakiyah 2019 jakarta
Gabung bersama kami ebobet.
kami tidak takut anda menang, yang kami takut anda tidak mau bergabung bersama kami...
Berikut promo" kami :
Bonus Member Slots 100%
Bonus Sportsbook 100%
Bonus member baru 20%
Bonus Harian 3%
Cashback 10%
Rollingan Live Casino 1%
Posting Komentar