PENDAHULUAN
Semakin
tahun jumlah penduduk dunia semakin meningkat pesat. Sehingga luas lahan yang
tersedia dan dapat diolah untuk areal pertanian juga semakin terbatas. Bahkan
tidak sedikit pula lahan pertanian yang telah beralih fungsi sesuai tuntutan zaman,
seperti areal industri, perumahan dan gedung-gedung perkantoran. Hal ini tentu
menjadi peluang untuk mengembangkan vertikultur secara intensif.
Istilah
Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertical artinya lurus atau
keatas dan culture artinya budaya, sehingga Vertikultur dapat diartikan sebagai
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Teknik
budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada
rumah yang tidak memiliki pekarangan sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur
ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Dari
segi estetika, tanaman yang ditanam secara vertikuktur dapat memberikan nilai
keindahan bagi lingkungan sekitar areal penanaman vertikultur tersebut. Cara
bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok
tanam di kebun atau di ladang. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan
lebih efisien, artinya jumlah tanaman yang ditanam dalam sistem Vertikultur
lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional meskipun luas lahan yang
digunakan sama.
Misalnya aneka tanaman hias yang memiliki
warna-warni indah ditanam secara vertikultur. Dalam perkembangan selanjutnya,
teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam di pekarangan yang
sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sekali pun. Bercocok tanam secara
vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok tanam di kebun maupun di
ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur terlihat rumit, tetapi
sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang
digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan
bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh
ibu-ibu rumah tangga.
. Seperti apa yang ada dalam pengertian, vertikultur
pastinya mempunyai kelebihan dalam hal mengefisiensi penggunaan
lahan karena y ang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem
konvensional, kemudian penghematan
pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih
kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah
tertentu, mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman, dan adanya
atap plastik memberikan keuntungan mencegah kerusakan karena hujan, menghemat
biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan. Wah pas sekali untuk kondisi sekolah kami yang
semakin sempit karena bangunan baru dan pas untuk kondisi bumi kita yang sedang
membutuhkan kehijauan.
Sistem
vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang
mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain
tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Vertikultur Menyempitnya lahan –lahan pertanian ternyata bukan suaut halangan untuk mengusahakan buah dan sayur .Sistem vertikultur adalah jalan keluar.(haryanto,2007)
Di
Indonesia, sistem pertanian vertikal baru dikembangkan sejak tahun 1987,
sehingga apa yang dijelaskan ini sebagian besar sudah dilakukan pada kurun
waktu itu. (agus,2010)
Vertikultur
diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman
dilakukan dengan menggunakan sistem bertingkat.(temmy,2203)
Vertikulrure
adalah cara bertanam dalam susunan vertikal keatas menuju ruang udara bebas,
dengan menggunakan tempat media tumbuh yang disusun secara vertikal pula.(agus,2010)
Sistem pertanian vertikultur
sangat cocok diterapkan di areal perkotaan yang umumnya memiliki luas areal
yang relatif sempit. Menurut Lakitan (1995) Vertikultur adalah sistem tanam di
dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat. Cara
tanam ini sesuai diusahakan pada lahan terbatas atau halaman rumah.
Tujuan untuk memberikan solusi pemanfaatan
okarangan rumah seoptimal mungkin agar dapt memenuhi sebagian kebutuhan pangan
secara mandiri (Benny.2003)
Dalam pola tanam
vertikultur air hanya dibutuhkan bagi
penguapan (transpirasi) tanaman.(lilies,2003)
Berdasarkan bentuk dan cara
penempatan atau penyusunan tanaman, maka sistem bercocok tanam secara
vertikultur dapat dibedakan menjadi 4 model antara lain:
1.Vertiding (Vertikultur di
dinding
2. Vertikultur Gantung
3.Vertigar (Vertikultur di
pagar)
4. Vertirak (Vertikultur di Rak)
Sistem tanam vertikultur sangat
cocok diterapkan khususnya bagi para petani atau pengusaha yang memiliki lahan
sempit.Vertikulutr juga dapat diterapkan pada bangunan-bangunan bertingkat
perumahan umum atau bahkan pada daerah perumahan umum atau bahkan pada
pemungkinman di daerah padat yang tidak punya halaman sama sekai. Dengan metode
vertikultur ini kita dapt memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Usaha tani
secara komersial dapat dilakukan secara vertikultur apalagi kalau sekedar untuk
memenuhi kebutuhan sendiri akan sayuran atau buah-buahan semusim
(Noverita,2005)
Adapun jenis
tanaman yang dipilih untuk ditanam secara vertikultur ini adalah tanaman buah
stroberi dan sayuran selada. Tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang
dibutuhkan keluarga sehari-hari dan tanaman yang dapat memenuhi unsur keindahan
mengingat yang dimanfaatkan adalah lahan pekarangan.( (Suandi,2011)
Budidaya
sayuran dengan metode vertikultur merupakan salah satu cara untuk melakukan
efisiensi pemanfaatan lahan. Melalui cara ini para anggota kelompok dapat
menanam beberapa jenis sayuran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi keluarga.
Sementara
itu, limbah sayuran dicacah dan digunakan sebagai pakan ayam sehingga dapat menghemat
biaya pakan.( Rosningsih,2010)
Cara bercocok
tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di
kebun atau di ladang. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan lebih
efisien, artinya jumlah tanaman yang ditanam dalam sistem Vertikultur lebih
banyak dibandingkan dengan cara konvensional meskipun luas lahan yang digunakan
sama. Adapun alasan diterapkannya sistem pertanian vertikultur antara lain:
(1) Efisiensi dalam penggunaan
lahan artinya bisa dilaksanakan di lahan yang relatif sempit sekalipun.
(2) Pemakaian pupuk dan pestisida lebih efektif dan efisien, yaitu jumlah pupuk
yang digunakan lebih hemat dan pupuk yang diberikan langsung dapat diserap oleh
tanaman karena tersedia didalam media tanam diwadah yang relatif lebih kecil
dibandingkan dikebun. Sedangkan dalam penggunaan pestisida jumlahnya lebih
sedikit digunakan karena diaplikasikan langsung pada tanaman dan lebih tepat
sasaran.
(3) Mudah dipindahkan untuk
tanaman yang ditanam didalam pot, atau mudah diubah tata letaknya bagi tanaman
yang diletakkan didalam rak.
(4) Lebih efektif dan efisien
dalam hal perawatan seperti pengendalian Organisme pengganggu tanaman karena
kemungkinan untuk tumbuh gulma ataupun munculnya serangan hama dan penyakit
sangat kecil. Jika ada serangan hama lebih mudah dalam pengendaliannya.
(5) Dapat Memanfaatkan benda-benda yang tidak terpakai untuk membuat pot-pot
tanaman seperti bekas kaleng cat, biskuit atau wadah plastik minyak pelumas,
paralon bekas talang bekas, gelas air minum mineral, ember bekas serta dapat
memakai kantung plastik jenis polybag
(6) Sebagai sarana untuk menyalurkan hobi bagi para hobiis karena dalam sistem
pertanian vertikultur ini terdapat perpaduan antara seni dan ilmu serta teknologi
terapan bidang pertanian
Sedangkan
Kekurangannya adalah (1)rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara
yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik, (2)investasi
awal cukup tinggi, (3)sistem penyiraman harus kontinyu atau berkelanjutan, jika
dilakukan di pekarangan rumah (diluar bangunan bantuan) dan diperlukan beberapa
peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat Bantu penyiraman.
Kelemahan petani di daerah adalah penyimpanan dan pengolahan hasil pascapanen.
Seringkali pula mereka tidak melihat dan mempertimbangkan pemasarannya. Juga
petani sering ikut-ikutan. Begitu harga cabai mahal, semuanya menanam cabai.
Akibatnya, hasil panen melimpah, harga anjlok dan petani merugi. Sebelum
menanam sesuatu sebaiknya dipertimbangkan dulu situasi pasar. Untuk petani yang
sukses, langkah mereka justru mencari pasarnya terlebih dulu baru menanam apa
yang dibutuhkan pasar.
Jenis tanaman adalah tanaman
hias atau sayuran. Namun dalam perkembangannya sistem bercocok tanam secara
vertikultur tidak hanya terbatas didalam pot saja. Ternyata bercocok tanam
secara vertikultur dapat dilakukan di wadah lain seperti pipa paralon(PVC),
ember plastik bekas wadah cat, talang air dan wadah lainnya yang dapat
disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam. Bentuk bangunan atau kerangka
penanaman vertikultur dapat dimodifikasi atau dirancang menurut kreativitas
dengan bentuk dan luas lahan yang tersedia.
Langkah – langkah Pengerjaan
Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
1.Memperhatikan
kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
2.Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa
bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag,
plastik kresek, dll)
3.
Pembuatan bangunan vertikultur
4.
Penyiapan media tumbuh tanaman
5.
Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk
tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat
penanaman. Ketiga faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan
vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
6.
Teknik budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca
Panen)
Cara
penanaman tergantung pada jenis tanamannya. Ada yang dapat ditanam langsung di
wadah vertikultur, ada yang harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang
harus disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah. Pesemaian dibutuhkan
oleh tanaman yang berbiji kecil, misalny a sawi, kubis, tomat, cabai, terong,
lobak, selada dan wortel. Untuk tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan membutuhkan
perawatan yang agak khusus, misalnya paprika, cabai hot beauty atau cabai
keriting dan tomat buah dilakukan cara penanaman y ang terakhir.
0 komentar:
Posting Komentar