BAB.1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk penjelasan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) adalah salah
satu tanaman perkebunan yang ada di Indonesia merupakan memiliki masa depan
yang cukup cerah karena terdapat keunggulan di dalamnya. Tanaman kelapa sawit
bukanlah tanaman asli Indonesia namun kedatangan kelapa sawit ke
Indonesia merupakan komoditi yang penting terhadap ekspor di Indonesia. Hasil
dari minyak kelapa sawit menjadikan komoditi ini sebagai sumber devisa bagi
negara Indonesia.
Asal mula tanaman kelapa sawit, belu di ketahui,tetapi beberapa sumber
menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari dua negara asal yaitu
Amerika Selatan (Elaeis melanococca
atau Elaeis oleivera ) dan di negara
Afrika (spesies Elaeis guineen sis). Spesiesyang dijelaskan ni mulai
menyebar ke seluruh dunia beriklim tropis, salah satunya Indonesia. Tanaman kelapa
sawit merupakan tanaman pengahasil minyak nabati tertinggi, karena minyak yang
di hasilkan memiliki keunggulan jika di bandingkan dengan minyak hasil olahan
lainnya yaitu memiliki kadar kolesterol yang rendah bahkan non kolestrol.Apa
lagi dengan tingkat konsumsi minyak sawit makin lama semakin meningkat, dan
permintaan konsumen pun makin lama semakin banyak,sehingga dibutuhkan bahan
baku untuk mencukupi kebutuhan yang ada.
Saat ini untuk pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia yaituperusahaan
perkebunan besar swasta, perkebunan Negara dan perkebunan rakyat. Usaha
perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan
perusahaan besarswasta dan perkebunan Negara. Khusus untuk perkebunan sawit
rakyat, permasalahan umum yang dihadapi dalam budidaya tanaman kelapa sawit
adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksinya. Penyebab rendah tingkat
produktivitas perkebunan sawit rakyat adalah karena teknologi produksi yang digunakan
masih relative sederhana dalam budidaya seperti pembibitan sampai dengan
panennya. Oleh sebab itu maka dibutuhkan teknologi yang mendukung untuk
menciptakan produksi kelapa sawit yang tinggi.
Saat ini tanaman kelapa sawit dibudidayakan pada lahan-lahan
marginal yang relatif berada di luar jawa. Karena tanaman kelapa sawit merupakakn
tanaman relative toleran terhadap kondisi lahan yang marginal. Sebagai salah satu
tanaman penghasil minyak nabati, tanaman kelapa sawit memiliki prospek yang
sangat baik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan tanaman kelapa sawit
memiliki banyak keunggulan dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati
pada tanaman-tanaman lainnya.Oleh sebab itu maka sebagai mahasiswa pertanian
pengetahuan tentang tanaman kelapa sawit dapat mendukung peningkatan produksi
kelapa sawit sangat penting untuk dipelajari. Mengingat pentingnya pengetahuan
tentang tanaman kelapa sawit dalam mendukung produksinya, maka diperlukan mengetahui
bagian bagian morfologi pada tanaman kelapa sawit.
1.2 Tujuan
Pada acara Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan mengenai morfologi tanaman
kelapa sawit terdapat beberapa tujuan yang ingim dicapai antara lain :
1.
Mengenal dan mengidentifikasi
identifikasi tanaman kelapa sawit.
2. Memberikan
pengalaman dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa mengenai kelapa sawit.
BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelapa Sawit
Sejak pertengahan 2000, kelapa sawit telah menyusul
kacang kedelai menjadi tanaman minyak yang paling penting di dunia. Produksi
minyak sawit terutama didukung oleh penanaman intensif selama dua dekade
terakhir di Malaysia dan Indonesia yang sejauh dua utama produsen minyak sawit
(Frank,2013). Produksi minyak sawit telah terbukti menjadi kuat mesin
pertumbuhan ekonomi ( Lane,2012).
Tanaman kelapa sawit yang
dibudidayakan saat ini terdiri dari dua jenis yang umum di tanam yaitu E.
guineensis dan E.
oleifera. Antara 2 jenis tersebut mempunyai fungsi dan
keunggulan di dalamnya. Jenis E.
guineensis memiliki produksi yang
sangat tinggi sedangkan E.
oleifera memiliki tinggi tanaman
yang rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk
mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. Jenis E.
oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik yang ada.
Kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis yang
berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk
Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
(Syahputra,2011).
Masa
umur ekonomis kelapa sawit yang cukup lama sejak mulai tanaman mulai
menghasilkan, yaitu sekitar 25 tahun menjadikan jangka waktu perolehan manfaat
dari investasi di sektor ini menjadi salah satu pertimbangan yang ikut
menentukan bagi kalangan dunia (Krisnohardi,2011). Untuk mendapatkan tanaman kelapa
sawit yang baik dan produksi yang maksimal, maka sebelum melakukan budidaya
maka harus mengetahui klasifikasi dan morfologi dari tanaman sawit begitu pula
syarat tumbuh tanaman kelapa sawit yang benar. Dengan mengetahui klasifikasi
tanaman kelapa sawit maka dapat memahami macam-macam jenis kelapa sawit dari
varietas unggul yang dapat dibudidayakan. Dengan mengetahui morfologi tanamann
kelapa sawit maka dapat memahami spesifikasi setiap bagian yang dimiliki
tanaman kelapa sawit. Untuk tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi sebagai
berikut:
Divisi
: Embryophyta Siphonagama
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Monocotyledonae
Famili
:
Arecaceae
Sub famili :
Cocoideae
Genus
:
Elaeis
Spesies
: E.guineensis.
Jacq, E.oleifera (HBK) Cortes, E.odora.
2.2 Syarat tumbuh tanaman kelapa
sawit
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai sekitar
15 °LU-15 °LS. Untuk ketinggian pertanaman kelapa sawit yang baik berkisar
antara 0-500m dpl. Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan sekitar
2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 29-30
°C. Intensitas penyinaran matahari yang baik tanaman kelapa sawit sekitar 5-7
jam/hari.
Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 % untuk
pertumbuhan tanaman. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah
Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Kelapa sawit
menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki
lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Untuk nilai pH yang optimum di
dalam tanah adalah 5,0–5,5. Respon tanaman terhadap pemberian
pupuk tergantung pada keadaan tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah,
Semakin besar respon tanaman, semakin banyak unsur hara dalam tanah (pupuk)
yang dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi (Arsyad,2012).
Tanah sedikit mengandung unsur hara tetapi memiliki
kadar air yang cukup tinggi. Sehingga cocok untuk melakukan kebun kelapa sawit
karena memiliki kemampuan tumbuh yang baik, memiliki daya adaptif yang cepat
terhadap lingkungan (Adriadi,2012). Kondisi
topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam
meyediakan hara mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dan tergantung pada
jumlah hara yang tersedia, adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta
kemudahan hara tersedia untuk mencapai zona perakaran tanaman (Arsyad,2012). Minyak sawit ditanam sebagai industri tanaman perkebunan, sering (terutama
di Indonesia) pada hutan hujan baru dibersihkan atau hutan rawa gambut bukan
pada lahan yang sudah terdegradasi atau bekas lahan pertanian (Mukherjee,2009).
2.3 Jenis Dari Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan tebal tipisnya cangkang dan daging buah tanaman kelapa sawit, yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Dura
Jenis dura memiliki ciri-ciri yaitu: tebal cangkangnya
sekitar 2-8 mm, kemudian tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar
cangkang. Pada daging buah relatif tipis, daging biji besar dengan kandungan
minyak rendah, banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan.
2. Pisifera
Jenis pisifera memiliki ciri-ciri yaitu: tebal
cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada), kemudian daging buah lebih
tebal dari pada daging buah jenis Dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat
diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain, dengan persilangan diperoleh
jenis Tenera. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk tanaman
komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan.
3. Tenera
Jenis tenera ciri-ciri antara lain: tebal cangkangnya
tipis 0,5-4 mm, terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung, daging buah
ini sangat tebal, tandan buah lebih banyak (tetapi ukurannya lebih kecil),
merupakan hasil persilangan Dura dengan Pisifera. Jenis tenera merupakan yang
paling banyak ditanam dalam perkebunan dengan skala besar di sekitar. Umumnya jenis
ini menghasilkan lebih banyak tandan buah.
Kelapa
sawit memiliki karakteristik tertentu sesuai dangan orijinnya. Persilangan
antara Dura (D) dan Pisifera (P) menghasilkan bahan tanaman komersial jenis
Tenera (T atau DP). Karakteristik Tenera merupakan rekombinasi antara sifat
sifat Dura dan Pisifera. Tetua Dura yang digunakan sebagai materi dasar
persilangan sebagian besar berasal dari Dura Deli sedangkan tetua Pisifera
berasal dari berbagai orijin (Raisawati,2010).
2.4 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu
komoditi perkebunan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan penyumbang
devisa terbesar bagi negara Indonesia dibandingkan dengan komoditi perkebunan
lainnya. Setiap tanaman memiliki morfologi yang berbeda-beda cirinya dan
fungsinya yang dijual. Sehingga pada budidaya tanaman kelapa sawit memerlukan
pengetahuan awal terlebih dahulu mulai dari morfologinya sebelum melakukan
budidaya. Tanaman kelapa sawit secara morfologi terdiri atas bagian vegetatif
(akar, batang, dan daun) dan bagian generatif (bunga dan buah). Morfologi
tanaman sawit adalah sabagai berikut:
a. Akar
Kelapa
sawit termasuk tanaman yang mempunyai perakaran yang dangkal (akar serabut),
sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Adapun penyebab tanaman mengalami
kekeringan diantaranya transpirasi tinggi dan diikuti dengan ketersediaan air
tanah yang terbatas pada saat musim kemarau (Maryani,2012). Pada tanaman
kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas akar primer, sekunder,
tersier, dan kuartieryang mana setiap bagian tersebut memiliki fungsi.
Untuk akar primer dapat tumbuh vertikal (radicle) maupun
mendatar (adventitious roots) dan
berdiameter sekitar 6-10 mm. Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar
primer, arah tumbuhnya mendatar maupun ke bawah, berdiameter sekitar 2-4 mm. Sedangkan
pada akar tertiera adalah akar yang tumbuh dari akar sekunder. Arah tumbuhnya
mendatar ke samping, dengan panjang sekitar 0.7-1.2 mm. Dan pada akar kuartier
yaitu akar cabang dari akar tersier berdiameter 0,2-0,8 mm dan panjang sekitar
2cm. Akar tersier dan kuarter berada 2-2,5 m dari pangkal pokok atau luar
piringan dan berada di dekat pemukaan tanah. Pada akar tanaman kelapa sawit
tidak berbuku, kemudian ujungnya meruncing,
dan berwarna putih atau kekuningan.
b. Batang
Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak
memiliki kambium dan umumnya tidak
bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi pembentukan
batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (Sunarko,2007). Batang
tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun, bunga,
dan buah). Kemudian fungsi lainnya
adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah
secara optimal sekitar 35-75 cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika
mendukung. Umur ekonomis tanaman sangat
dipengaruhi oleh pertambahan tinggi batang/tahun. Semakin rendah pertambahan
tinggi batang, semakin panjang umur ekonomis tanaman kelapa sawit.
c. Daun
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan
bagi tanaman. Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi
terhadap tangkap sinar mantahari (Vidanarko,2011). Pada daun tanaman kelapa
sawit memiliki ciri yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun
kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter.
Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis
tanaman kelapa sawit. Daun muda yang
masih kuncup berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang
melingkari batang dan membentuk spiral.
Pohon kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun.
Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur 5-6 tahun mencapai
30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang
lebih tua antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka semakin
banyak populasi kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin
tinggi prokdutivitas hasilnya per satuan luas tanaman.
d. Bunga
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar
12-14 bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga jantan dan betina terdapat pada satu
pohon tetapi tidak pada tandan yang sama. Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk
silang ataupun menyerbuk sendiri karena memiliki daun jantan dan betina. Biasanya
bunganya muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bungan majemuk). Biasanya,
beberapa bakal infloresen melakukan
gugur pada fase-fase awal perkembangannya sehinga pada individu tanaman
terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen.
f. Biji
Setiap jenis kelapa sawit biasanya memiliki ukuran dan
bobot biji yang berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot
rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura
deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki
bobot 2 gram per biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki
periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung
lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat
berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa
sawit memerlukan pre-treatment.
e. Buah
Buah kelapa
sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian
luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah (mesocarpium) atau disebut
daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang disebut Crude Palm Oil (CPO),
dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti, mengandung minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil.
Proses
pembentukan buah sejak pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 6
bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah (Risza,1994). Biasanya buah
ini yang digunakan untuk di olah menjadi minyak nabati yang digunakan oelh
manusia. Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah sumber dari kedua minyak sawit
(diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti sawit (diekstrak dari biji buah)
(Mukherjee,2009).
Cangkang
kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang
cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Tempurung kelapa sawit
dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif dapat dibuat dengan melalui
proses karbonisasi pada suhu 550oC selama kurang lebih tiga jam. Karakteristik
arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi SII, kecuali kadar
abu. Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serap
iodnya sebesar 28,9% (Kurniati,2008).
DAFTAR PUSTAKA
Adriadi, A., dkk. 2012. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit
(Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal
Biologi Universitas Andalas (J. Bio.
UA.) 1 (2): 108-115.
Arsyad, A., dkk.2012. Pemupukan
Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah
Segar (Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh. Penelitian Universitas Jambi
Seri Sains 14 (1): 29-36.
Frank, N. EG., el all.2013. Breeding oil
palm (Elaeis guineensis jacq.) for fusarium wilt tolerance: an overview
of research programmes and seed production potentialitiees in Cameroon. International Journal of Agricultural
Sciences 3 (5) :513-520.
Krisnohardi, A. 2011. Analisis Pengembangan Lahan Gambut Untuk Tanaman Kelapa Sawit Kabupaten
Kubu Raya . J. Tek.
Perkebunan & Psdl
1 (1):1-7.
Kurniati, E. 2008.
Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif. Ilmu Teknik 8 (2): 96-103.
Lane, Lee.2012.
Economic growth, climate change, confusion and rent seeking: The case of palm
oil. Journal of Oil Palm & The
Environment 1 (3):1-8.
Maryani, A. T. 2012. Pengaruh
Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan
Utama. Jurnal Agroekoteknologi
1(2): 64-75.
Mukherjee, S., dan Mitra, A. 2009. Health Effects
of Palm Oil. J Hum Ecol 26 (3): 197-203.
Raisawati, T. 2010. Monitoring
Keragaan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama. Akta
Agrosia
13 (1) : 29-34.
Risza, S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas.
Yogyakarta: Kanisius.
Sunarko. 2007. Petunjuk
Praktis Budi Daya & Pengolahan Kelapa Sawit.
Tanggerang: Agromedia Pustaka.
Syahputra, E. dkk. 2011. Weeds
Assessment Di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan Gambut. J. Tek.
Perkebunan & PSDL 1 (1): 37-42.
4 komentar:
ijin copy yah kak infonya
berita internasional terkini
Gabung bersama kami ebobet.
kami tidak takut anda menang, yang kami takut anda tidak mau bergabung bersama kami...
Berikut promo" kami :
Bonus Member Slots 100%
Bonus Sportsbook 100%
Bonus member baru 20%
Bonus Harian 3%
Cashback 10%
Rollingan Live Casino 1%
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Posting Komentar