BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang.
Dalam keberhasilan
peningkatan dalam usaha tani sangat dipengaruhi oleh beberapa bahan input
berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan benih dalam
budidaya berkualitas. Dengan menggunakan benih bermutu diharapkan akan
meningkatkan produktivitas bagi petani
dapat mengurangi dari serangan hama penyakit dengan menggunakan benih unggul. Dengan
penggunaan benih yang bermutu diharpakan adanya peningkatan produksi akan
berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani.
Benih yang
dikatakan bermutu dengan kriteriayaitu asli, berkualitas yang memiliki standar
mutu baik secara fisik, fisiologis, dan genetis yang berlaku secara
internasional dan mencerminkan karakteristik varietas yang diwakilinya, hidup
dapat tumbuh apabila ditanam, sehat, tahan terhadap penyakit, benih tidak
menjadi sumber investasi gulma. Dengan persyaratan yang menjelaskan tentang
benih yang bermutu dimana perlu dilakukan pengujian mutu benih seperti
pengujian daya berkecambah, kemurnian benih, kadar air hingga pengujian
kesehatan benih.
Dalam pengujian mutu benih, pengujian
kesehatan benih adalah melihat kesehatan benih baik dari dalam benih yaitu
fisiologis maupun permukaan benih, dimana benih tersebut mengandung patogen apa
tidak baik tanda-tanda di permukaannya yang menyebabkan benih tersebut terjadi penyimpangan yang menyebabkan
benih tersebut tidak bisa melakukan fungsinya secara normal sebagai bahan
perbanyakan tanaman.
Dalam hal ini benih bermutu selalu diharapkan
dengan kualitas yang tinggi bagi seluruh petani. Oleh karena itu, benih harus
selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan
hingga sampai di tangan petani untuk proses budidaya. Untuk menjaga kualitas
benih tersebut, maka peranan pengujian benih menjadi sangat penting dan harus
dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun
pada tingkat petani.
Benih dikatakan sehat jika benih tersebut bebas dari
patogen, baik berupa bakteri, cendawan, virus maupun nematoda. Patogen adalah
suatu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan patogenisitas
adalah kemampuan relatif dari suatu patogen untuk menyebabkan penyakit.
Penyakit yang ditimbulkannya kemungkinan dapat terjadi pada kecambah, tanaman
muda ataupun tanaman yang telah dewasa. Semua golongan patogen seperti
cendawan, bakteri, virus, dan nematoda dapat terbawa oleh benih. Hal ini dapat
terjadi karena benihnya telah terinfeksi atau kerena kontaminasi pada permukaan
benih. Kebanyakan patogen yang terbawa benih menjadi aktif segera setelah benih
disebar atau disemaikan. Sebagai akibatnya benih menjadi busuk sebelum atau
sesudah benih berkecambah. Sehingga baik cendawan, bakteri,
virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari infeksi yang
terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan benih
patogen akan terdekteksi dan dapat mengurangi dampak dari patogen pada benih
tersebut dan merupakan informasi tentang adanya suatu resiko dari serangan
patogen itu.
1.2 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengaruh
dari pelaksanaan uji
kelayakan benih.
2.
Untuk
mengetahui metode-metode dalam uji kelayakan benih.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Benih
Benih merupakan faktor
penting dalam meningkatkan keragaman dan produksi tanaman. Benih sangat penting
dalam memproduksi tanaman yang memiliki kualitas tinggi. Keberadaan benih juga
sangat penting dalam meningkatkan plasma nutfah untuk kepentingan pemuliaan
tanaman. Benih merupakan bahan tanam yang berasal dari pembiakan secara
generatif atau juga disebut sebagai hasil dari persilangan. Dalam proses
budidaya, benih merupakan faktor utama dalam produksi, tanpa benih proses
budidaya tidak akan berjalan.
Penyimpanan benih tidak dapat
menghentikan deteriorasi, akan tetapi penyimpanan yang baik dapat memperlambat
deteriorasi. Deteriorasi merupakan semua proses dan akibat yang menyebabkan
menurunnya kualitas dan kuantitas hasil benih setelah
masak fisiologis (Andayanie, 2009).
Benih yang
mempunyai mutu berkualitas yang mana benih tersebut bebas dari patogen. Patogen
adalah suatu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit pada benih.
Sedangkan patogenisitas adalah kemampuan relatif dari suatu patogen untuk menyebabkan
penyakit. Penyakit yang ditimbulkannya kemungkinan dapat terjadi pada kecambah,
tanaman muda ataupun tanaman yang telah dewasa. Semua golongan patogen yang
dapat menyerang benih seperti cendawan, bakteri, virus, dan nematoda. Yang mana
jika benihnya telah terinfeksi atau kerena kontaminasi pada permukaan benih
yang mana terjadi proses abnormal pada fisiologis benih. Kebanyakan patogen
yang terbawa benih menjadi aktif segera setelah benih disebar atau
disemaikan.Akibat dari benih yang terserang maka benih mengalami pembusukan dan
rusak sebelum atau sesudah benih berkecambah. Patogen yang
menginfeksi benih dapat diidentifikasi sebagai berikut: :
a. Seed bornediseases
a. Seed bornediseases
b. Seed transmitted diseases
c. Seed contamination diseases
2.2
Perkembangan Patogen pada Benih
Dalam perkembangan patogen
yang terdapat pada benih dibutuhkan keadaan lingkungan yang berbeda agar dapat
tumbuh dan menghasilkan spora dari patogen tersebut. Oleh sebab itu kondisi
lingkungan pada waktu pengujian kesehatan benih harus benar-benar teliti dalam
keadaan iklim pada patogen sehingga dapat merangsang pertumbuhannya. Sehingga
untuk mengetahui kualitas mutu dari benih terhadap serangan patogen baik sebelum maupun sesuadah yaitu dengan cara pemeriksaan kesehatan benih
dalam uji benih.
Pemeriksaan kesehatan
benih adalah suatu tindakan untuk memastikan ada tidaknya mikroorganisme
patogenik yang terbawa oleh benih. Uji kesehatan benih merupakan suatu kegiatan
yanga dilakukan untuk mengetahui kesehatan suatu benih. pentingnya uji kesehatan
benih dilakukan adalah karena penyakit pada benih dapat mengganggu
perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan demikian merugikan kualitas dan
kuantitas hasil, benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke
daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya.
2.3
Penjelasan Uji Kelayakan Benih
Dalam pengujian kesehatan benih
dilakukan sangat penting karena penyakit pada benih dapat mengganggu
perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan demikian merugikan kualitas dan
kuantitas produk, benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke
daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Sehingga baik
cendawan, bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari
infeksi yang terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji
kesehatan benih patogen akan terdeteksi dan dapat mengurangi penyakit pada
benih tersebut (Sutopo, 2002). Kulit benih dan
struktur disekitarnya yang telah terserang patogen dapat mempengaruhi kemampuan
perkecambahan benih melalui penghambatan terhadap penyerapan air, pertukaran
gas, difusi inhibitor endogenous atau penghambatan pertumbuhan embrio.
Sementara jika penghambatan perkecambahan terjadi pada benih yang tidak
mempunyai kulit keras atau tidak memerlukan skarifikasi untuk penyerapan air,
maka kemungkinan penyebabnya adalah penghambat bagian lain dari benih misalnya
endosperma (Watkins ,Cantliffe, 1983). Patogen yang menginfeksi benih dapat
menyebabkan perubahan benih menjadi :
a. Berubah secara fisik dan kimiawi
b. Berkecambah secara abnormal
c. Tidak dapat berkecambah
d. Kecambahnya tidak mampu muncul kepermukaan lahan
e. Hasil pengujian viabilitas
kecambahnya jadi terpengaruh.
2.4 Metode Uji Kelayakan Benih
Pengujian benih
dalam kondisi lapang biasanya kurang memuaskan karena hasilnya tidak dapat
diulang dengan konsisten. Karena itu, pengujian dilaboratorium dilaksanakan
dengan mengendalikan faktor lingkungan agar mencapai perkecambahan yang
teratur, cepat, lengkap bagi kebanyakan contoh benih. Kondisi yang terkendali
telah distandarisasi untuk memungkinkan hasil pengujian yang dapat diulang
sedekat mungkin kesamaannya (Anonim, 2003). Hal ini sangat penting
agar patogen tersebut dapat diidentifikasi terutama patogen yang terdapat dalam
benih. Disamping itu memerlukan latihan dan macam peralatan yang berbeda pula.
Metode yang digunakan atau dipilih tergantung dari jenis patogen atau keadaan
yang akan diselidiki, jenis benih tanaman, dan maksud dari pengujian. Pemilihan
metode yang tepat serta evaluasi hasil, memerlukan pengetahuan dan pengalaman.
Dalam
hal ini metode dilakukan sesua patogen yang menyerang benih.
1. Pengujian Cendawan
Cendawan terbawa
benih dapat menimbulkan penyakit pada tanaman sebelum benih berkecambah, pada
waktu tanaman masih muda atau menjelang berbunga atau berbuah. Selain dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman itu sendiri, cendawan dapat pula menjadi
sumber infeksi untuk tanaman lain. Cendawan dapat mempertahankan diri di lapang
misalnya pada sisa tanaman dan gulma. Pada keadaan ini cendawan akan menjadi
sumber inokulum. Meskipun saat penanaman menggunakan benih yang sehat, tetap
terserang penyakit. Cendawan terbawa benih dapat bertahan lama di lapang
(Sugiharso at al. 1980). Informasi tentang asosiasi cendawan pada benih serta
peran dari masing-masing cendawan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bibit dan
tanaman sehat di lapang. Terdapat beberapa metode dalam pengujian Cendawan
salah satunya:
a.) Metode inkubasi cendawan
dengan metode blotter test (metode kertas saring)
Benih disterilkan
dengan natrium hipoklorit 1% selama 1 menit kemudian dibilas dengan aquadest
steril sebanyak 3 kali dan dikeringkan dengan tissue steril. Kemudian benih
disusun pada petridish yang telah dilapisi kertas saring steril. Petridish
diletakkan di ruang inkubasi dibawah lampu NUV selama 7 hari. Setelah 7 hari
pertumbuhan cendawan diamati dengan menggunakan compound mikroskop.
b.) Metode nkubasi
Cendawan dengan Metode Agar Test
Benih disterilkan
dengan natrium hipoklorit 1% selama 1 menit kemudian dibilas dengan aquadest
steril sebanyak 3 kali dan dikeringkan dengan tissue steril. Untuk benih besar,
benih dipotong terlebih dahulu sedangkan untuk benih kecil langsung ditanam
pada media agar (PDA) yang telah disiapkan di petridish. Petridish diletakkan
di ruang inkubasi dibawah lampu NUV (Near Ultra Violet) dengan 12 jam gelap dan
12 jam terang selama 7 hari. Setelah 7 hari pertumbuhan cendawan diamati dengan
menggunakan compound mikroskop.
2. Pengujian Bakteri
Metode
pengujian kesehatan benih pada bakteri biasanya digunakan pada dasarnya
tergantung pada macam-macam dari benih yang dipakai dan organisme pengganggu
tanaman yang mungkin terdapat pada benih tersebut. Keberadaan suatu patogen
seringkali baru dapat diketahui dengan pasti setelah melalui teknik pemeriksaan
atau pengujian tertentu. Penggunaan media yang tidak steril atau ruang kerja
tidak steril. Dimana kemungkinan besar
akan terjadi kontaminasi atau terinfeksi oleh bakteri sehingga akan menyulitkan
dalam mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada benih tersebut.
3. Pengujian Virus
Benih
memegang peranan penting dalam budidaya tanaman. Kualitas benih yang baik
merupakan syarat penting untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan
menguntungkan. Salah satu karakter mutu adalah tidak terdapatnya patogen
terbawa benih, yang salah satunya adalah virus. Kerugian secara ekonomis akibat
serangan virus sering tidak dapat diketahui secara pasti, karena pada kondisi
lapang infeksi virus atau patogen lainnya sering terjadi secara simultan
(Balitsa, 2006). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala virus pada suatu
tumbuhan dapat dilakukan melalui beberapa pengujian antara lain salah satunya:
a. Pengujian Growing on Test
Menyiapkan media
tanam pasir dan kompos (1:1), mengambil benih secara acak dari sampel benih dan
menanam benih tersebut pada media yang telah disiapkan dan mengamati dan
mencatat gejala-gejala yang timbul pada tanaman.
b. Pengujian Tanaman indikator
Menyiapkan tanaman
indicator misalnya tembakau, menyiapkan ekstrak daun yang memiliki gejala
terserang virus, menaburi daun tanaman indicator dengan carborundrum, mengolesi
daun indicator tersebut dengan ekstrak daun dengan menggunakan cotton bud.
Kemudian daun tersebut disemprot dengan aquades dan dibiarkan selama 3-4 hari
atau setelah menunjukkan adanya gejala.
c. Pengujian Ellisa
Metode Ellisa disebut juga metode
langsung (Direct Elisa/DAS Elisa) yang merupakan metode pengujian untuk
mengetahui suatu sampel mengandung virus atau tidak.
1 komentar:
lengkap sekali infonya makasih kak
seo adalah singkatan dari
Posting Komentar